Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Inilah "Mindset" Baru Yang Perlu Diubah Pelaku Usaha di Tahun "Disruption"

Kompas.com - 13/12/2016, 05:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Setelah Amerika Serikat memilih Trump, majalah The Economist mencatat: “Bangsa ini telah memberikan suaranya untuk a game changing disruption.”

Old game is over. Seperti kisah tentang akhir zaman, banyak keganjilan dan korban. Ganjil karena mereka memilih Trump, dan ganjil karena perusahaan tanpa aset - tanpa keuntungan valuasinya lebih besar dari perusahaan yang aset dan profitnya besar.

Disruption kreatif dan mematikan incumbent yang takut menjalani perubahan.

Peradapan Trump

Tahun depan, menurut majalah berpegaruh itu, dunia akan memperingati banyak peristiwa penting: 50 tahun Asean, 100 tahun pengambilalihan Rusia oleh kaum Bolshevik, 500 tahun peringatan reformasi Protestan (Martin Luther), dan tentu saja awal pemerintahan Trump.

Setelah Brexit, kecuali Kanada, Barat akan semakin protektif. Trump, kita tahu akan keluar dari kesepakatan Trans-Pacific yang membuat banyak negara pengekspor jungkir balik. Apalagi Trump ingin investornya itu “pulang kampung."

Di lain pihak, banyak negara sudah mempunyai platform yang lebih peaceful terhadap sharing economy sehingga memiliki perizinan terpisah dari bisnis konvensional kendati sektor usahanya sama dengan yang sudah ada. Polanya mengacu pada aturan mengenai bisnis telefon, yang memisahkan perizinan kabel dengan nirkabel. Cara itu terbukti ampuh menyelamatkan AT&T di Amerika, juga PT Telkom di Indonesia.

Akselerasi juga jadi penentu survival di kalangan incumbent dan birokrasi. Jangan kaget bila buku baru Thomas Friedman diberi judul: Thank You for Being Late.

Birokrasi yang masih rumit, pemimpin yang selalu bicara mitigasi resiko (seakan lebih penting dari opportunity), membiarkan industri highly regulated, serba pungutan (sekalipun resmi dan masuk kas negara), hanya menghasilkan rigidity (kekakuan). Sayang bila politisi kita ingin membongkar kembali UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sedang menuju pada competence-based leadership.

Internal battle

Pelajaran dari survivability incumbents dalam industri jasa operastor telepon di masa lalu menunjukkan pentingnya menerbitkan perijinan dan regulasi terpisah antara keduanya.

Telkom selamat dan menjadi perusahaan BUMN penyumbang dividen yang besar bagi negara karena bisnis selulernya dikelola perusahaan terpisah (PT Telkomsel). Sebaliknya, pertarungan terjadi dalam industri jasa taksi--dan kelak pada industri perbankan, asuransi,
logistik dan pariwisata--karena para pelaku disruption yang menggunakan platform sharing economy “dipaksa” berkegiatan dengan regulasi yang lama yang dilakukan pelaku usaha konvensional.

Ketika perizinan dan regulasi diperlakukan sama, yang akan menjadi korban justru incumbent, bukan pelaku usaha baru, karena hukum alamiah menandaskan pertempuran internal yang mematikan.

Internal battle seperti itu pernah terjadi di Kodak saat mereka menemukan teknologi kamera digital (1975). Inovasi itu akhirnya diambil Sony dan para pembuat telepon genggam, karena di dalam Kodak, terjadi battle tiada akhir.

Orang-orang lama selalu khawatir produk baru atau business model baru selalu akan menganibal pekerjaan dan bisnis mereka. Maka mereka kerap melempar gunjingan dan isu-isu negatif agar perusahaan mengurungkan niatnya mengembangkan bisnis baru yang belum menghasilkan keuntungan dalam janga pendek.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com