Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sebut S&P Siap "Review" Peringkat RI

Kompas.com - 31/12/2016, 20:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu lembaga pemeringkat internasional Fitch Rating meningkatkan outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari "Stable" menjadi "Positive". Hal ini pun mengafirmasi rating Indonesia pada BBB- (Investment Grade).

Jika Fitch Rating sudah menaikkan "outlook rating" Indonesia, bagaimana dengan S&P? Sebagaimana diketahui Indonesia gagal meraih peringkat “Investment Grade” dari S&P pada Juni 2016.

Kemudian pada Oktober lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melobi S&P untuk menaikkan peringkat Indonesia agar masuk investment grade.

Sayangnya upaya Ani, sapaan Sri Mulyani, gagal. Indonesia dinilai belum layak menyandang peringkat investment grade.

Alasan utama yang dipakai kali ini ialah risiko-risiko utang di sektor swasta yang cukup besar. Namun baru-baru ini ada kabar baik setelah Fitch Rating mengerek "outlook rating" RI.

Nampaknya, S&P segera akan mengkaji ulang kemampuan RI untuk membayar utang. "Ada sinyal mau mereview lagi dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kementerian Keuangan, Loto Srianita Ginting ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu (31/12/2016).

Loto menyampaikan, kemungkinan S&P bakal melakukan review pada kuartal I 2016. Akan tetapi ia tidak bisa memastikan bahwa S&P akan mengikuti jejak Fitch Rating untuk menaikkan peringkat RI menjadi investment grade.

"Nah, itu ya mereka enggak pernah mau menjanjikan (naik) ya," kata Loto. "Ya kalau mau me-review sih, harapan kita bisa naik gitu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com