Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Kembangkan Daging Sapi Premium Melalui Program "Bali Beef"

Kompas.com - 03/01/2017, 10:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan meluncurkan program Bali Beef pada 2017.

Program ini merupakan pengembangan sapi Bali dan juga untuk meningkatkan nilai jual sapi Bali serta mendorong peternak agar mendapatkan keuntungan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, program Bali Beef akan sejalan dengan fokus Kementan dalam meningkatkan populasi sapi dalam negeri melalui Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) pada tahun 2017.

Dia mengatakan, program Bali Beef bertujuan agar sapi Bali memiliki nilai jual yang tinggi dan sekaligus membangkitkan gairah peternak. Dengan program ini, sapi Bali tidak dijual hidup lagi yang harganya murah dan masyarakat bertenak tidak lagi seperti biasanya.

"Tetapi yang dijual bentuk daging yang harganya mahal dan berternak dengan konsep bisnis," ujar melalui keterangan resmi, di Jakarta, Senin (2/1/2017).

Ketut manambahkan, dengan adanya program Siwab dan Bali Beef, kedepan diharapkan Indonesia tidak lagi mengimpor daging sapi berkualitas tinggi.

Akan tetapi mampu melakukan ekspor khususnya daging sapi Bali. Namun, dirinya belum memberikan rincian lebih lanjut terkait skema kerja sama dengan Pemprov Bali dalam pelaksanaan program Bali Beef.

"Jadi, program Bali Beef dipastikan akan mampu membangun nilai tambah produk ternak dan sekaligus meningkatkan pendapatan peternak," paparnya.

Sementara itu, Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika berharap agar Program Bali Beef segera dilaksanakan. Menurutnya, dengan adanya program tersebut akan menyediakan daging sapi berkualitas tinggi yang selama diimpor untuk dikonsumsi masyarakat menengah ke atas.

"Jangan hanya jual ternak hidup. Tapi daging sapi Bali. Jika daging Bali Beef terjual minimal Rp 350.000 per kilogram yang khusus untuk konsumsi menengah ke atas dan juga meningkatkan pendapatan dan gairah petani peternak," ujarnya.

Made menegaskan, program Bali Beef kedepan juga akan mebangun kembali pamor sapi Bali yang harga jualnya lebih mahal dan mendekati harga daging Wagyu asal Jepang. Dengan itu, untuk mewujudkan program tersebut sangat ditentukan dukungan Kementan dalam mendatangkan investor.

"Saya maunya harga daging sapi bali yang telah diolah mendekati harga Wagyu, peternak bergairah dan untung. Kami meminta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mendatangkan investor khusus Bali Beef," pungkasnya.

Kompas TV Harga Daging Sapi Mustahil Dibawah Rp 100 Ribu/Kg?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com