Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Irak dan AS, Minyak Anjlok ke 51,96 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 10/01/2017, 09:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak anjlok hampir 4 persen pada perdagangan Senin (9/1/2017) di tengah kekhawatiran rekor ekspor Irak dan peningkatan produksi Amerika Serikat (AS).

Langkah AS dapat merusak upaya OPEC menyeimbangkan pasokan global. Harga minyak acuan AS tergelincir 2,03 dollar AS atau 3,8 persen, menetap di 51,96 dollar AS per barrel. Ini merupakan level penutupan harian terendah sejak 16 Desember.

Sementara itu, harga minyak acuan Brent turun 2,22 dollar AS atau 3,9 persen, menetap di 54,88 dollar AS per barrel.

Mengutip CNBC, Selasa (10/1/2017) di Irak, produsen kedua terbesar OPEC, ekspor minyak dari pelabuhan Basra Selatan, mencapai rekor tertinggi 3,51 juta barrel per hari (bph) pada Desember, berdasarkan pernyataan Menteri Minyak Irak.

Menteri Minyak Irak menggarisbawahi bahwa kenaikan ekspor minyak dari Selatan tidak akan berpengaruh terhadap keputusan negara untuk menurunkan produksinya pada Januari, mematuhi perjanjian dengan OPEC.

"Kami mendapat kepatuhan negara-negara Teluk, tetapi sebagian tampaknya sedikit gemetar," kata Direktur Divisi Berjangka di Mizuho Securities AS, Robert Yawger.

"Dengan angka besar yang keluar dari pelabuhan selatan Basra untuk Desember ... itu menyiratkan bahwa Irak dapat menjadi celah besar pertama di dinding perjanjian OPEC," imbuh Yawger.

Optimisme datang dari Rusia, salah satu produsen minyak mentah terbesar dunia, yang telah merealisasikan pemotongan produksi.

Sumber dari pasar energi Rusia kepada Reuters menyampaikan, negara telah menurunkan produksi 100.000 bph pada pekan pertama bulan ini. Menteri Perminyakan Kuwait pun mengharapkan realisasi dari komitmen besar OPEC dan produsen non-OPEC untuk memangkas produksi.

Dia menambahkan, komite akan bertemu di Wina pada 21-22 Januari untuk memantau kepatuhan dan menyepakati mekanisme monitoring akhir.

Pekan lalu, perusahaan energi AS, Baker Hughes, menambah rig selama seminggu berturut-turut sebanyak 529 unit. Analis Barclays memperkirakan jumlah rig AS naik ke 850-875 unit pada akhir tahun.

"Kami melihat optimisme OPEC dan penurunan produksi non-OPEC yang diimbangi oleh kekhawatiran produksi minyak mentah AS lebih tinggi karena jumlah rig yang lebih tinggi dari Jumat lalu," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com