Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Cermati Risiko terhadap Neraca Perdagangan

Kompas.com - 16/01/2017, 22:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016 mengalami surplus 0,99 miliar dollar AS. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan surplus pada November 2016 yang tercatat sebesar 0,83 miliar dollar AS.

“Peningkatan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan membaiknya defisit neraca perdagangan migas,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara dalam pernyataan resmi, Senin (16/1/2017).

Dengan demikian, secara keseluruhan neraca perdagangan pada tahun 2016 tercatat surplus sebesar 8,78 miliar dollar AS. Angka ini meningkat apabila dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan tahun 2015 yang tercatat sebesar 7,67 miliar dollar AS.

Tirta menyatakan, bank sentral memandang perbaikan pada neraca perdagangan tahun 2016 itu didorong meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Di samping itu, defisit neraca perdagangan migas juga menurun bila dibandingkan tahun 2015.

“Bank Indonesia memandang bahwa kinerja neraca perdagangan pada Desember 2016 dan keseluruhan 2016 positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan. Selanjutnya,  Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan risiko ekonomi global dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik,” ungkap Tirta.

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2016 tercatat 1,45 miliar dollar AS, sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 1,46 miliar dollar AS. Surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut turun tipis karena dipengaruhi pertumbuhan impor nonmigas (1,35 persen secara bulanan/ mtm) yang melebihi pertumbuhan ekspor nonmigas (1,13 persen mtm).

Pertumbuhan impor nonmigas terutama bersumber dari peningkatan impor serealia, kapal laut dan bangunan terapung, perhiasan atau permata, daging hewan, serta senjata atau amunisi.

Sementara itu, pertumbuhan ekspor nonmigas terutama didorong kenaikan ekspor bahan bakar mineral, karet dan bahan dari karet, pakaian jadi bukan rajutan, bijih, kerak, dan abu logam, serta besi dan baja.

Di sisi migas, defisit neraca perdagangan tercatat 0,45 miliar dollar AS, membaik dari 0,62 miliar dollar AS pada November 2016. Membaiknya defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi pertumbuhan ekspor migas (11,66 persen, mtm) yang disertai penurunan impor migas (2,13 persen, mtm).

Pertumbuhan ekspor migas didorong peningkatan ekspor hasil minyak (30,69 persen, mtm) dan pertambangan migas (11,08 persen mtm). Adapun penurunan impor migas terutama disebabkan penurunan impor gas (34,91 persen mtm) dan penurunan impor hasil minyak (2,13 persen, mtm).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com