Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Bahan Baku UKM Berorientasi Ekspor Dipermudah

Kompas.com - 19/01/2017, 19:32 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM  Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga menyatakan dukungannya dan berjanji memberikan fasilitas sesuai kewenangannya untuk menyukseskan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) pelaku UKM.

Hal itu disampaikan Menteri AAGN Puspayoga saat mengunjungi sentra Usaha Kecil Menengah (UKM) berbahan baku tembaga dan kuningan di Dusun Tumang Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

"Contoh UKM produktif ini nanti kita fasilitasi bagaimana bahan-bahan baku yang datang dari luar (impor) ini bisa kita berikan insentif," kata Puspayoga melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2017).

Menkop juga menekankan pentingnya para pelaku UKM di Desa Cepogo yang selama ini melayani pasar ekspor, pihaknya juga berjanji akan memperkuat kelembagaan koperasi yang sudah terbentuk di wilayah tersebut.

"Ada satu badan usaha yang mengelola di sini dalam bentuk koperasi kemudian mengkoordinasikan para perajin, mengumpulkan hasil kerajinan, kemudian mengekspor serta mengurus dari segi pembiayaan, semua terkoordinasi," katanya.

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan pihaknya siap mendukung upaya pengembangan UKM salah satunya melalui KITE.

Dia menjelaskan, KITE merupakan sebuah bentuk insentif fiskal yang diberikan pemerintah melalui Direktorat Bea dan Cukai berupa pembebasan dan atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan atau Cukai serta PPN dan PPnBM yang tidak dipungut atas impor barang dan atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.

"Kita perlu memberikan dukungan dalam bentuk paket, seperti kebijakan 'one stop service' untuk UKM agar masing-masing pihak tidak jalan sendiri-sendiri. Dari hulu ke hilir," katanya.

Kepala Desa Cepogo Mawardi mengatakan, selama ini industri kerajinan kuningan dan tembaga berkembang dengan baik di wilayahnya bahkan banyak menarik kunjungan wisatawan mancanegara.

"Biasanya turis asing ingin sekaligus lihat workshop dan show roomnya. Show room ada di sepanjang rumah-rumah di pinggir jalan," katanya.

Saat ini ada sekitar 600 pengrajin di desa tersebut dengan 150 di antaranya merupakan anggota koperasi yang sebagian sudah mampu menembus pasar ekspor.

"Produk kerajinan diproduksi sesuai pesanan biasanya yang diminati seperti kap lampu untuk pasar Eropa dan Amerika. Kalau untuk nasional yang sedang tren kami banyak mengerjakan kubah masjid," katanya.

Sementara itu salah satu pengrajin dan pemilik Daffi Art Gallery Cepogo Muhammad Mansur mengeluhkan masih banyak kendala dalam hal bahan baku. "Karena bahan bakunya impor maka kami perlu dukungan kemudahan KITE itu," katanya.

Kedatangan Menteri Puspayoga dan sejumlah pejabat terkait ke desa tersebut merupakan langkah persiapan menjelang peluncuran program KITE yang akan dilaksanakan di Desa Cepogo dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat ini.

Menurutnya, KITE dibutuhkan oleh UKM yang berorientasi ekspor untuk mendukung kemudahan usahanya sehingga semakin berkembang di pasar ekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com