Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan dan Peluang Reksa Dana pada Tahun Ayam Api

Kompas.com - 20/01/2017, 10:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagaimana tantangan dan peluang industri reksa dana memasuki tahun Ayam Api pada 2017 ini?

Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis memiliki pandangan tersendiri.

Menurut dia, tantangan yang akan dihadapi sebenarnya tidak akan jauh berbeda dari tantangan pada tahun lalu.

"Perbedaannya hanya terletak pada likuiditas yang makin ketat. Di sisi lain masih ada kemungkinan volatilitas karena banyaknya ketidakpastian," kata Edward di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Selain itu, tantangan regulasi di industri reksa dana juga masih menjadi perhatian.

Akibat tantangan-tantangan tersebut, target pertumbuhan dana kelolaan Bahana TCW turun dari tahun lalu.

Tahun ini, dana kelolaan Bahana TCW ditargetkan naik 12 persen-13 persen saja. Sementara pada 2016 bertumbuh di atas rata-rata pertumbuhan industri di angka 22,6 persen.

Bahana TCW menargetkan mencapai dana kelolaan hingga Rp 43 triliun pada 2017. Perusahaan akan merilis sekitar 30 reksa dana baru di tahun ini.

Sementara pada April 2016, Bahana TCW mencatatkan diri sebagai lima besar manajer investasi di Indonesia dengan jumlah dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp 33,4 triliun.

Peluang

“Yang positif adalah kondisi makro Indonesia yang cukup siap menghadapi tantangan tersebut,” kata Edward.

Seperti apa gambaran kondisi makro Indonesia? Sejumlah lembaga memperkirakan Indonesia masih akan mengalami pertumbuhan positif di tahun ini.

Misal saja, Bank Dunia. Lembaga ini memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen pada tahun 2017.

Menurut Bank Dunia, serangkaian reformasi kebijakan fiskal dan iklim usaha diperkirakan bakal meningkatkan ekonomi Indonesia.

Proyeksi tersebut tidak berubah dari proyeksi yang dirilis pada Oktober 2016 lalu. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen pada tahun 2016 dan 5,3 persen pada 2017.

Bank Dunia menyatakan, kredibilitas kebijakan fiskal Indonesia telah membaik. Hal ini sejalan dengan penetapan sasaran penerimaan yang lebih realistis dalam APBN 2017.

Meskipun demikian, untuk meningkatkan pendapatan pajak, Indonesia masih perlu mempercepat reformasi administrasi dan kebijakan pajak.

Perkiraan lain datang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 sebesar 5,2 persen. Pertumbuhan bisa lebih tinggi apabila potensi perekonomian domestik bisa dioptimalkan.

Menurut OJK, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong perekonomian domestik.
 
Salah satu rangkaian kebijakan besar yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi adalah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi hingga 14 jilid.

Kompas TV Kapan Waktu Yang Tepat Berinvestasi Reksa Dana?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com