Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Moneysavers", Ini Alasan Kamu Perlu Berhemat di 2017

Kompas.com - 21/01/2017, 12:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, berhemat itu mungkin sulit dilakukan, bahkan dianggap mengurangi kebebasan untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang terdekat atau keluarga.

Apalagi jika dia memiliki penghasilan yang terbilang tinggi, di atas penghasilan kebanyakan orang. Dengan penghasilan yang besar, dia berfikir bisa mendapatkan hampir semua kebutuhannya.

Pandangan seperti itu mungkin tidak salah untuk saat ini karena masih bisa dipenuhi dengan penghasilan sekarang.

Hanya saja, jika dilihat dari kebutuhan keuangan di masa mendatang, pandangan seperti itu dinilai tidak tepat. Sebab setiap orang perlu menyiapkan kebutuhan dirinya dan keluarganya di masa mendatang dan kebutuhan mendadak.

Coba simak bagaimana Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA,  menerapkan strategi berhemat dari penghasilannya sejak belum jadi apa-apa di BCA hingga menjadi orang nomor satu di BCA.

Jahja menahan belanja dan investasi demi melunasi cicilan rumah. Sampai sekarang pun, meski telah menjadi orang nomor satu di BCA, Jahja tetap mengatur penghasilannya dengan ketat.

Bahkan, dia masih membeli properti dengan memakai fasilitas kredit ketimbang membeli secara tunai.

Ada banyak alasan mengapa berhemat itu perlu dilakukan oleh setiap orang dewasa yang memiliki penghasilan, apalagi jika telah memiliki tanggungjawab keluarga.

Ini empat alasan  moneysavers perlu berhemat sejak awal tahun ini!

Pertama, harga-harga di tengah masyarakat mulai naik awal Januari 2017

Kenaikan terjadi pada tariff listrik dan harga BBM jenis Pertamax. Kenaikan tarif listrik dialami para pelanggan listrik 900 VA.

Mulai 1 Januari 2017, pemerintah resmi mencabut subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA, yaitu dari tarif semula sebesar Rp 605 per kWh menjadi Rp 791 per kWh.

Berarti terjadi kenaikan tarif sampai 30,7 persen. Ini merupakan kenaikan tahap pertama. Beragam kenaikan harga bisa dibaca di sini.

Kedua, memenuhi kebutuhan masa depan

Banyak dari kita masih berpikir bahwa penghasilan hari ini harus dihabiskan asal untuk orang-orang tercinta.  Akibatnya mereka mudah menghabiskan uang untuk hal yang sebenarnya kurang perlu bagi kehidupan.

Halaman:



Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com