Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Exxon Mobil Anjlok 40 Persen

Kompas.com - 01/02/2017, 08:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comPerusahaan minyak publik terbesar di dunia ExxonMobil mencatatkan penurunan laba sebesar 40 persen pada kuartal IV 2016.

CEO ExxonMobil Darren Woods menyatakan anjloknya laba perseroan disebabkan penurunan harga komoditas secara berkepanjangan. Selain itu, anjloknya laba ExxonMobil juga disebabkan penurunan nilai aset gas alam di kawasan Rocky Mountains, Amerika Serikat yang mencapai hampir 2 miliar dollar AS.

Meski mencatatkan kinerja yang buruk pada akhir tahun 2016, ada tanda-tanda perbaikan yang dialami ExxonMobil.

Mengutip CNN Money, Selasa (31/1/2017), untuk pertama kalinya sejak pertengahan tahun 2014, pendapatan ExxonMobil tidak turun pada kuartal terakhir. Akan tetapi, capaian pendapatan sebesar 61 miliar dollar AS adalah angka yang lebih rendah dari perkiraan Wall Street.

Harga minyak sudah kembali menggeliat setelah menyentuh level terendahnya, yakni 26 dollar AS per barrel pada Februari 2016 lalu.

Namun, harga minyak dunia saat ini masih separuh dari puncak tertinggi harga minyak pada tahun 2014 karena berlanjutnya banjir pasokan, khususnya disebabkan lonjakan produksi minyak serpih AS.

Di bawah kepemimpinan mantan CEO Rex Tillerson yang kini ditunjuk oleh Presiden Donald Trump sebagai Menteri Luar Negeri, ExxonMobil lamban dalam memanfaatkan banjirnya sumber minyak baru di AS. Pasalnya, kala itu ExxonMobil lebih fokus pada proyek-proyek besar di luar negeri AS.

Akan tetapi, pada bulan Januari 2017 ExxonMobil membeli aset senilai 5,6 miliar dollar AS di Permian Basin di negara bagian New Mexico.

Permian Basin adalah sumber besar pengembangan minyak serpih. Dalam telekonferensi, pihak ExxonMobil menyatakan pula bahwa saat ini terus mengikuti sanksi yang dijatuhkan di Rusia. Sanksi itu memaksa mega proyek ExxonMobil di kawasan Arktik Rusia harus dibekukan.

“Saya tidak akan berspekulasi kapan atau apakah (sanksi) itu akan dihapuskan di masa depan,” ujar Jeff Woodburry, kepala hubungan investor ExxonMobil.

Banyak analis menyatakan, ExxonMobil bisa jadi salah satu pihak yang diuntungkan dengan upaya perbaikan hubungan antara AS dengan Rusia. Pasalnya, Tillerson memiliki kaitan yang erat dengan Rusia.

Selain itu, ExxonMobil juga terus mencermati larangan imigrasi yang dijatuhkan Trump terhadap tujuh negara Muslim. Alasannya, ExxonMobil memiliki usaha patungan di selatan Irak dan kerja sama untuk mengeksplorasi ladang minyak di wilayah Kurdi di utara Irak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com