Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Dana Repatriasi "Tax Amnesty" di Perbankan Capai Rp 105 Triliun

Kompas.com - 03/02/2017, 20:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, total dana repatriasi dari program pengampunan pajak atau tax amnesty yang sudah ditampung oleh bank-bank yang ditunjuk sebagai bank gateway mencapai Rp 105 triliun per 27 Januari 2017.

Meski besar, angka itu masih di bawah total komitmen dana repatriasi sebesar Rp 140 triliun.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, sebagian besar dana repatriasi masuk ke dana pihak ketiga (DPK) perbankan, antara lain seperti tabungan, giro, maupun deposito.

Secara persentase, total dana repatriasi yang masuk ke DPK perbankan mencapai hampir 71 persen.

"Total dana repatriasi di (bank) gateway sebesar Rp 105 triliun, sebagian besar ditempatkan di DPK, sekitar 70,94 persen itu dibulatkan jadi 71 persen, nilainya Rp 74,8 triliun," kata Muliaman usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (3/2/2017).

OJK mengharapkan penempatan dana repatriasi disalurkan secara merata dan luas. Dengan demikian, dampak positif dana repatriasi amnesti pajak dapat dirasakan oleh sektor-sektor lainnya.

"Kami ingin (penempatan dana repatriasi) melebar dan merata. Datanya adalah saat ini ke sektor non keuangan 9 persen, ke asuransi 1 persen, bursa saham 6 persen, ke manajer investasi 2 persen, dan ke sektor lainnya di luar itu 11 persen," ungkap Muliaman.

Muliaman pun mengungkapkan, saat ini kondisi likuiditas perbankan masih memadai. Akan tetapi, ia berharap program pengampunan dapat terus mendorong perbaikan likuiditas perbankan, sehingga ruang penyaluran kredit perbankan menjadi semakin lebar.

"Perbaikan likuiditas ini mendukung kita meyakini bahwa pertumbuhan kredit tahun ini sesuai perkiraan kita yang lebh baik dari sebelumnya. Perkiraan kita kredit (tumbuh) 9 sampai 11 persen," ungkap Muliaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com