Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis "Online", Solusi Kreatif Agar Daya Beli Rumah Tangga Naik

Kompas.com - 12/02/2017, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Belanja dan konsumsi rumah tangga di Indonesia sedang dalam tekanan. Ini bisa dilihat dari data terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) seputar pertumbuhan ekonomi, pekan lalu.

Selama kuartal IV 2016, konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,02 persen dari kuartal III. Padahal di kuartal III, konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup tinggi sebesar 3,45 persen dari kuartal II.

Akibat konsumsi rumah tangga turun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV pun minus 1,77 persen.

Data ini menunjukkan setiap rumah tangga saat ini harus kreatif mengelola keuangan keluarga, termasuk menyeimbangkan antara pemasukan dengan belanja.

Jika ada peluang untuk menambah pendapatan, sebaiknya dilakukan secara bijak di waktu luang.

Salah satu peluang menambah pendapatan, yakni melalui usaha kreatif berbasis digital. Misal, berjualan rupa-rupa usaha kreatif di situs-situs marketplace.

(Baca: Memanfaatkan Peluang Usaha Kreatif Saat Pilkada DKI Jakarta)

Catatan dari lembaga kajian ekonomi CORE Indonesia menyebutkan, tanda-tanda konsumsi rumah tangga sedang dalam tekanan telah terlihat sejak lebaran tahun lalu .

Saat lebaran awal Juli 2016 lalu, konsumsi rumah tangga tidak begitu tinggi. Dan setelah lebaran, konsumsi rumah tangga masih tetap rendah lesu. Padahal biasanya, setelah lebaran konsumsi rumah tangga naik.

Menurut CORE, rendahnya konsumsi rumah tangga ini banyak dialami oleh keluarga menengah bawah. Ini terlihat dari penjualan sepeda motor yang sepanjang tahun 2016 lebih rendah dari 2015, sedangkan penjualan mobil masih tumbuh.

Di kuartal I tahun 2017, diperkirakan konsumsi sebagian besar rumah tangga masih tertekan akibat terjadi kenaikan tarif listrik.

Seperti diketahui, tarif listrik bagi golongan 900 VA telah sejak Januari dan terus mengalami kenaikan hingga Maret 2017. Tarif listrik bagi sebagian pelanggan 450 VA yang mampu juga akan mengalami kenaikan tahun ini.

Kenaikan konsumsi rumah tangga di awal tahun ini banyak bergantung pada seberapa gencar bank menyalurkan kredit untuk konsumsi maupun modal usaha. Selain itu, tidak ada kenaikan harga atau tarif yang terjadi di bulan-bulan mendatang.

Dengan kondisi makro ekonomi seperti itu, setiap keluarga atau mereka yang telah memiliki penghasilan dan memiliki tanggungjawab, dituntut untuk lebih kreatif menambah pendapatan disamping mengatur keuangan keluarga.

Misal, memanfaatkan bisnis online yang masih booming.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com