Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Manufaktur "Mati Suri", Dua Sektor Ini Jadi Penopang Ekonomi

Kompas.com - 13/02/2017, 15:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - Pemerintah mengakui pertumbuhan industri manufaktur nasional selama 15 tahun terakhir belum sesuai harapan. Bahkan bila dibandingkan sebelum kriris 1998, kondisinya jauh berbeda.

Namun Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution masih memendam asa bangkitnya industri manufaktur nasional. Hanya saja ia menyadari perlu waktu untuk menunggu hal itu terjadi.

"Dulu (sebelum krisis 1998) pertumbuhan industri manufaktur double digit hingga 11 persen-12 persen. Sekarang selalu dibawah pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 4 persen - 4,5 persen," ujarnya saat kunjungan Proyek Perluasan Pelabuhan Gilimas, Lombok, akhir pekan lalu.

Sambil menunggu waktu kebangkitan industri manufaktur, pemerintah menaruh harapan besar kepada pundak dua sektor andalan yakni periwisata dan kelautan-perikanan. Kedua sektor tersebut diharapkan mampu menopang ekonomi nasional.

Di sektor pariwisata, pemerintah sudah melakukan sejumlah usaha mulai dari pembebasan visa, menetapkan 10 destinasi wisata priotitas, hingga membantuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.

Pemilihan pariwisata sebagai sektor unggulan bukan tanpa alasan. Sektor tersebut bisa menghasilkan devisa malalui kunjungan turis dan merupakan sektor yang bisa menyerap banyak tenaga kerja di dalamnya.

Sementara di sektor perikanan dan kelautan, pemerintah mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi.

Selain illegal fishing, sektor tersebut juga dihadapkan pada tantangan kelestarian ekosistem laut.

Penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingungan menjadi penyebab rusaknya ekosistem laut disejumlah daerah sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan ikan.

Pada 2016 lalu, Produk Dimestik Bruto (PDB) perikanan sendiri hanya mampu tumbuh 5,15 persen, atau turun dari tahun lalu yang mencapai 7,89 persen.

Di sisi lain, pemerintah sendiri ingin agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya dirasakan di Jawa.

Oleh karena itu pemerintah juga membuat KEK di berbagai daerah untuk pemerataan pembangunan sesuai potensi daerah masing-masing.

Kompas TV Ekspor Manufaktur Naik, Indonesia Surplus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com