Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Ini Bisa Membuat Anda Miskin saat Pensiun

Kompas.com - 26/02/2017, 19:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyiapkan masa pensiun yang ideal sepertinya belum menjadi kebiasaan orang Indonesia.  Tradisi kekeluargaan yang kental di tengah masyarakat Indonesia membuat kebanyakan orang tidak terlalu takut menghadapi masa pensiun.

Anak biasanya menjadi harapan bila nanti masa pensiun menjadi terlalu berat. Ini pula yang menyebabkan fenomena generasi sandwich di Indonesia masih cukup tinggi.

Tapi, bila Anda enggan menjadi pensiunan yang membebani anak-anak Anda kelak, cobalah untuk berbenah mulai saat ini. Bila Anda tidak mau pensiun dalam kondisi miskin, jangan lakukan empat hal berikut ini:

1.    Suka berutang

Utang sebenarnya adalah jalan terakhir menutup kebutuhan mendesak ketika Anda benar-benar tidak memiliki likuiditas. Untuk beberapa kebutuhan yang membutuhkan biaya besar seperti pembelian rumah dengan utang bank atau utang yang sifatnya produktif, porsi cicilan bulanan tidak boleh melebihi 30 persen dari penghasilan rutin Anda.

Batasi utang konsumtif, kurangi pemakaian kartu kredit untuk hal-hal yang kurang penting. Kebiasaan berutang tanpa perhitungan yang tepat akan mempurukkan Anda dalam jebakan utang tidak berkesudahan bahkan hingga masa pensiun.

2.    Pengeluaran tidak penting

Anda senang belanja hal-hal yang sebenarnya tidak penting dan sifatnya konsumtif. Misalnya, membeli tas berharga mahal berkali-kali sekadar menuruti gaya hidup. Senang makan di restoran mahal walau sebenarnya tidak cukup punya dana untuk itu. Berganti-ganti gadget mahal dan lain-lain.

Sering mengeluarkan uang untuk hal kurang penting menandakan Anda tidak memiliki pengaturan keuangan yang baik. Bila perilaku ini Anda lanjutkan, Anda tidak memiliki dana tersisa untuk ditabung demi masa pensiun. Bisa-bisa ketika pensiun kelak, Anda tidak memiliki apa-apa.

3.    Tidak rutin menabung

Menabung  uang sekecil apapun masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Ketika masih berpenghasilan, Anda malah tidak pernah terlalu serius menabung sebagian uang. Pendapatan kebanyakan habis untuk hal-hal yang sifatnya sekarang.

Tidak ada alokasi untuk kebutuhan masa depan. Bila ini berlanjut, jangan kaget ketika kelak pensiun, Anda sama sekali tidak memiliki simpanan uang.

4.    Menunda investasi

Setiap orang idealnya memiliki perencanaan pensiun yang tepat. Termasuk di sini adalah menyiapkan dana pensiun sedini mungkin dengan berinvestasi rutin di produk investasi.

Bila modal investasi Anda terbatas, Anda bisa memilih produk ritel seperti reksadana atau saham. Sedangkan bila modal lumayan, Anda bisa memikirkan memiliki properti. Dana pensiun mengandalkan iuran BPJS Ketenagakerjaan saja atau produk dana pensiun di bank, acapkali tidak mencukupi.

Selamat merencanakan pensiun dari sekarang. Semakin cepat Anda rencanakan, semakin baik bagi keuangan Anda.

Kompas TV Siapa yang tak tergiur dengan keuntungan jumbo dalam waktu yang sangat singkat? Sebagian masyarakat mungkin langsung ngiler ditawari produk investasi seperti ini. Tapi buntutnya, uang mereka justru nyangkut, alias produk yang ditawarkan adalah investasi abal-abal atau bodong. Kompas Bisnis akan membahas soal bagaimana menakar logika keuntungan investasi agar tak terjebak di investasi bodong bersama perencana keuangan, Prita Ghozie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com