Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Patuhnya Rusia dan Penguatan Dollar Bikin Harga Minyak Limbung

Kompas.com - 03/03/2017, 08:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak pada perdagangan Kamis (2/3/2017) turun dua persen karena lemahnya kepatuhan Rusia akan komitmen pemotongan produksi.

Data kementerian energi menunjukkan produksi minyak Rusia pada Februari tidak berubah dari Januari. Produksinya yakni sebesar 11.11 juta barel per hari (bph).

Ini menunjukkan Rusia baru merealisasikan sepertiga atau memotong 100.000 bph dari yang dijanjikan kepada OPEC sebesar 300.000 bph.

Dikutip dari CNBC, Jumat (3/3/2017) patokan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup 1,22 dollar AS lebih rendah ke level 52,61 dollar AS per barel. Ini merupakan penurunan harga terbesar sejak Januari.

Adapun patokan minyak Brent berjangka berakhir 1,29 dollar AS llebih rendah di level 55,07 dollar AS per barel.

Penguatan Dollar AS

Selain lemahnya kepatuhan Rusia, penguatan dollar AS juga menekan harga minyak. Dollar AS yang menguat, menjadikan harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga menurunkan permintaan.

Dollar naik ke level tertinggi dalam tujuh minggu, setelah seorang pejabat bank sentral AS memberikan komentar yang mendorong spekulasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Sementara itu, data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah naik untuk minggu kedelapan berturut-turut mencapai rekor 520,2 juta barel pada pekan lalu.

Meski demikian, sejak November harga minyak terbilang lebih stabil dengan selisih kedua patokan di 5 dollar AS.

"Saya masih melihat risiko 50 dollar AS per barel sebelum Brent mencapai 60 dollar AS per barel. Tetapi harus diakui nafsu jual sangat terbatas," kata Ole Hansen, kepala komoditas strategis di Saxo Bank, Kopenhagen.

Secara terpisah, OPEC telah mencapai kepatuhan 94 persen pada Februari, berdasarkan survei Reuters. Kabar baiknya, menurut Tim Evans spesialis energi berjangka dari Citi Futures, Arab Saudi mau mengorbankan pangsa pasarnya di luar komitmen OPEC.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan terlalu dini untuk mengatakan jika kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak akan berlanjut setelah Juni.

OPEC, Rusia dan produsen lain akan menyelesaikan komitmen perjanjian tiga bulan ke depan.

Novak memperkirakan rata-rata harga minyak mentah Brent akan berada di level 55-60 dollar AS pada tahun ini, dengan Urals (minyak campuran andalan Rusia) di harga sekitar 2-3 dollar AS di bawah Brent. 

Kompas TV Negara OPEC Sepakat Pangkas Produksi Minyak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com