Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Canggih Kereta Hyperloop, Jarak Jakarta-Yogyakarta Hanya 25 Menit

Kompas.com - 08/03/2017, 21:51 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hyperloop Transportation Technologies (HTT) hari ini mengumumkan penandatanganan kontrak untuk feasibility study senilai 2,5 juta dollar Amerika Serikat (AS) dengan investor swasta. Jika dirupiahkan, nilainya sekitar Rp 33,52 miliar (kurs Rp 13.410 per dollar AS).

Perjanjian feasibility study tersebut menandakan segera dilakukannya eksplorasi kemungkinan secara langsung untuk sistem transportasi hyperloop di Indonesia, dengan fokus di Jakarta. Selain itu, juga eksplorasi penuh dari transportasi hyperloop yang menghubungkan Jawa dan Sumatera.

Perjanjian feasibility study ini merupakan perjanjian pertama hyperloop di Asia Tenggara. Pada tahun sebelumnya, HTT telah membuat beberapa perjanjian bersejarah dan saat ini sedang bekerja secara langsung dengan para pemegang kebijakan dan pemerintahan.

Antara lain, pengembangan rute dari Bratislava, Slovakia hingga Brno, di Republik Ceko. Selain itu, sebuah riset dan pusat pengembangan di Toulouse, Perancis. Juga ada pengembangan rute yang menghubungkan Abu Dhabi hingga Al Ain di bawah naungan HH Sheikh Falah Bin Zayed Al Nahyan.

HTT kemudian melanjutkan untuk menciptakan kerja sama publik swasta untuk mengembangkan studi rute dan kerangka kebijakan yang dibutuhkan untuk sistem hyperloop di seluruh dunia.

Potensi hyperloop di Indonesia

Dengan populasi lebih dari 260 juta jiwa, Indonesia merupakan negara ke-4 dengan populasi tertinggi di dunia.

Kota Jakarta dengan populasi lebih dari 10 juta orang, menghadapi beberapa permasalahan kemacetan terparah di dunia dengan kebiasaan pulang-pergi selama empat jam.  

Dengan perkiraan sebesar 70 persen dari polusi udara berasal dari kendaraan. Sistem hyperloop akan bekerja dalam jangka panjang untuk menyelesaikan isu ini.

Contohnya, sebuah rute hyperloop dari Jakarta menuju Yogyakarta akan memakan waktu kurang lebih 25 menit. Bandingkan dengan menggunakan mobil yang dapat memakan waktu hingga hampir 10 jam.

Jakarta menuju Bandung hanya akan memakan waktu 9 menit, jika dibandingkan dengan yang biasanya memakan waktu hingga 2,5 jam.

Kemudian, hyperloop yang menghubungkan Soekarno-Hatta International Airport dengan pusat Kota Jakarta hanya akan memakan waktu 5 menit.

"Indonesia dan Jakarta pada khususnya, merupakan salah satu area dengan populasi terpadat di dunia," ujar Bibop Gresta, Chairman HTT, melalui rilis ke Kompas.com.

"Dengan lalu lintas dan kemacetan yang menjadi isu besar di sini, hyperloop akan menjadi transformasi yang menggembirakan bagi wilayah tersebut," kata dia.

Dwi Putranto Sulaksono, Founder Dwiyuna Jaya Foundation, partner lokal Hyperloop mengatakan, sistem transportasi canggih ini akan mempengaruhi keseluruhan spektrum kehidupan, dari bisnis hingga kualitas keberlanjutan kehidupan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com