Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Kehilangan 11 Orang Miliarder pada 2016

Kompas.com - 10/03/2017, 12:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

SHANGHAI, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah India untuk menarik uang pecahan tertinggi dari pasaran alias demonetisasi berdampak pada menciutnya jumlah miliarder di negara itu.

Tercatat sebanyak 11 orang miliarder tercoret dari daftar orang terkaya di India.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/3/2017), data Bloomberg Billionaires Index menunjukkan bahwa orang-orang terkaya India harus rela kekayaannya merosot 1,5 persen tahun lalu.

Dalam peringkat bertajuk Hurun Global Rich List, India turun satu peringkat ke nomor empat negara dengan jumlah miliarder terbanyak.

Adapun secara global, 69 orang masuk ke daftar orang-orang paling tajir. Sebanyak 18 orang India dari 500 orang miliarder mengalami penurunan kekayaan sebesar 1,5 persen.

"Dunia saat ini memiliki 5.000 miliarder, asumsimya adalah ketika ada satu miliarder masuk, ada satu yang keluar," ujar Rupert Hoogewerf, pimpinan dan kepala riset Hurun Report Inc yang berpusat di Shanghai, China.

Perubahan yang terjadi pada daftar miliarder didorong oleh penguatan nilai tukar dollar AS dan penguatan pada pasar-pasar saham utama dunia.

Selain itu, faktor lainnya adalah Brexit, terpilihnya Donald Trump dalam pilpres AS, melonjaknya nilai properti di China, dan demonetisasi di India.

Perdana Menteri India Narendra Modi secara mengejutkan mengumumkan demonetisasi pada 8 November 2016 lalu.

Sebanyak 86 persen uang yang disirkulasikan di masyarakat ditarik guna melawan korupsi dan tindak penyalahgunaan uang. Kebijakan itu otomatis memukul permintaan dan kegiatan ekonomi di negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat di dunia tersebut.

Namun demikian, menurut data Bloomberg, 19 orang India di dalam daftar 500 orang terkaya hanya mengalami sedikit penurunan kekayaan, yakni dari keseluruhan 151 miliar dollar AS pada 2015 menjadi 149 miliar dollar AS pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com