Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kian Penting, Pemanfaatan Energi Panas Bumi untuk Indonesia

Kompas.com - 22/03/2017, 12:48 WIB



KOMPAS.com - Pemanfaatan energi panas bumi sebagai energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia kian penting. Catatan yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind)  Jobi Triananda Hasjim pada Senin (20/3/2017) menunjukkan bahwa 40 persen potensi panas bumi dunia ada di Indonesia. "Panas bumi dapat menjadi penopang utama penyediaan energi nasional di masa depan," katanya.

Rekayasa Industri yang bergerak di bidang  perekayasaan, pengadaan, dan konstruksi (EPC) menjadikan bidang panas bumi sebagai salah satu bisnis inti perusahaan. Keterlibatan perusahaan milik negara itu diawali sejak 1993 pada konstruksi steam pipe line Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak, Jawa Barat.

Lebih lanjut, dalam 20 tahun terakhir, Rekayasa Industri telah membangun 14 dari 17 PLTP yang sudah dibangun dan beroperasi. Beberapa PLTP yang dibangun oleh Rekind di antaranya adalah PLTP Wayang Windu unit 1 dan 2; PLTP Dieng ; PLTP Gunung Salak ; PLTP Lahendong unit 2,3,4,5 dan 6; PLTP Kamojang 4 dan 5; serta PLTP Ulubelu 1,2,3 dan 4.  Melalui seluruh PLTP yang telah berhasil dibangun tersebut, Rekayasa Industri berkonstribusi lebih dari 50 persen dari total kapasitas terpasang PLTP di Indonesia, yang saat ini mencapai sebesar 1.644 MW.

Terkini

Konstribusi terkini yang dicapai Rekayasa Industri adalah telah beroperasinya PLTP Ulubelu Unit 4. Momentum ini ditandai yang ditandai dengan telah diterimanya Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari Dirjen Kelistrikan (DJK) pada Maret 2017. Pencapaian ini jauh lebih cepat dari target yang telah ditentukan.

“Kami bersyukur pembangunan 2 proyek PLTP terkini yang dibangun Rekind yaitu PLTP Lahendong unit 5 & 6 dan PLTP Ulubelu unit 3 & 4, berhasil dicapai ahead of schedule, on budget, on quality, dan zero accident,” ujar Jobi.

Rekayasa Industri pada 2017 inijuga sudah menandatangani kontrak pengerjaan proyek PLTP Muara Laboh (1 x 80 MW)  yang berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Pelaksanaan proyek tersebut efektif pada Maret ini.

Menurut Jobi, proyek-proyek Rekayasa Industri seiring dengan meningkatnya pangsa pembangkit berbahan bakar EBT panas bumi yang mencapai 8.750 MW dalam program ketenagalistrikan nasional 35.000 megawatt (MW).

Rekayasa Industri, lanjut Jobi, akan turut andil memaksimalkan potensi tersebut melalui serangkaian pembangunan proyek PLTP di seluruh Indonesia. Rekayasa Industri juga turut menjaga kelestarian lingkungan karena panas bumi merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, ujar Jobi pula.

Rekayasa Industri Rekayasa Industri memberikan fasilitas enam unit mesin pengolahan biji kopi kepada petani kopi di sekitar proyek PLTP Ulubelu 3 & 4 di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Upaya ini merupakan salah satu kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com