Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standard & Poor "Ketinggalan Kereta"

Kompas.com - 24/03/2017, 16:49 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, spekulasi lembaga pemeringkat Standard & Poor (S&P) akan memberikan peringkat layak investasi atau investment grade untuk Indonesia menggairahkan bursa saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan memecahkan rekor tertingginya pekan lalu dan terus berlanjut hingga pekan ini.

"Tak ada lagi alasan Standard & Poor untuk tidak menaikkan rating Indonesia," begitu kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang diamini oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara.

Secara umum indikator ekonomi makro dinilai sudah cukup membuktikan tak ada alasan bagi lembaga pemeringkat internasional untuk tidak memberikan rangking layak investasi untuk Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi RI selama tahun 2016 mencapai 5,02 persen, naik dari tahun 2015 yang 4,88 persen. Angka inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) pada tahun 2016 terjaga di angka 3,02 persen.

Dari sisi fiskal, pendapatan negara Rp 1.551,8 triliun, sementara belanja negara sepanjang 2016 mencapai Rp 1.859 triliun. Defisit anggaran tahun 2016 sebesar Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dari berbagai indikator itu, Fitch Ratings telah meningkatkan Outlook Credit Rating Indonesia pada Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating menjadi positif, dan mengafirmasi rating Indonesia pada BBB- (Investment Grade) pada 21 Desember 2016 lalu.

Menyusul setelah itu lembaga pemeringkat internasional lainnya yakni Moody's Investors Service juga menaikkan outlook surat utang pemerintah Indonesia menjadi positif pada 8 Februari 2017.

Hingga saat ini, hanya S&P yang belum melakukan review peringkat Indonesia. Bahkan, "roadshow" ke kementerian-kementerian baru dimulai pekan ini oleh S&P.

Tak heran bila lembaga pemeringkat itu disebut ketinggalan kereta dibandingkan lembaga pemeringkat internasional lainnya. Bahkan tutur Kementerian Keuangan, sejumlah lembaga pemeringkat asal Jepang juga sudah memberikan investment grade yang positive kepada Indonesia.

"Jadi yang masih ketinggalan ya S&P," ujar Suahasil usai menerima perwakilan S&P di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/3/2017).

Indonesia kini tengah menunggu keputusan S&P. Ranking investment grade dari lembaga pemeringkat internasional itu akan menaikkan kepercayaan investor kepada Indonesia. Bukan tak mungkin, IHSG akan memecahkan rekor-rekor lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com