Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Pertamina Wujudkan BBM Satu Harga di Kalimantan  

Kompas.com - 28/03/2017, 19:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam mewujudkan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga yang digagas oleh pemerintahan Joko Widodo, PT Pertamina (Persero) menyatakan telah memiliki empat jenis lembaga penyalur BBM satu harga.

Adapun keempat jenis lembaga penyalur tersebut adalah Agen Penyalur Minyak Solar (APMS), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Modular, APMS Tangki Khusus, dan SPBU Mini.

Area Manager Communication and Relations Kalimantan PT Pertamina (Persero) Alicia Irzanova mengatakan, terdapat beberapa karakteristik penyaluran di daerah-daerah terpencil, terluar dan terdepan wilayah Indonesia, termasuk di Kalimantan.

"Letak geografis lembaga penyalur mempengaruhi moda transportasi dan jenis lembaga peyalur yang akan dioperasikan," ujarnya melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Selasa (28/3/2017).

Untuk APMS sendiri dioperasikan untuk melayani kebutuhan sekitar 40 kiloliter (KL) hingga 80 KL per hari, dengan bangunan standar sederhana dan menggunakan drum sebagai sarana penimbunan.

Untuk SPBU Modular dioperasikan untuk melayani kebutuhan sekitar 40 KL hingga 200 KL per hari. Tidak seperti SPBU di kota yang memiliki sarana timbun dan penjualan tersediri, SPBU ini terdiri dari satu modul yang digunakan untuk sarana penimbunan dan sarana penjualan.

Sedangkan APMS tangki khusus dengan perkiraan penjualan sebesar 40 KL hingga 200 KL. Penyaluran menggunakan mesin pompa atau sarana lainnya dan sarana penimbunan menyesuaikan dengan volume pengiriman kapal.

Terakhir adalah SPBU Mini yang tampaknya seperti bangunan SPBU biasa yang dijumpai di kota-kota, hanya saja bentuknya lebih sederhana dan jumlah dispenser atau pompa maksimal dua unit dengan perkiraan penjualan di SPBU mini sekitar 100 sampai 300 per KL per hari.

“Keempat jenis lembaga penyalur tersebut digunakan sesuai dengan kondisi atau karakteristik lokasi penyaluran BBM,” ujar Alicia.

Alicia menjelaskan, untuk daerah terpencil namun dapat dijangkau dengan akses darat, prmyaluran BBM tetap menggunakan moda transportasi angkutan darat berupa truk atau mobil tangki.

Lembaga penyalur yang disarankan untuk karakter geografis seperti ini adalah APMS atau SPBU Modular.

Sementara, untuk lokasi daerah yang tidak dapat diakses dengan transpotasi darat, seperti pegunungan, digunakan dua alternatif, yaitu menggunakan mobil tangki dan kapal pengangkut (barge) apabila memungkinkan untuk menggunakan moda transportasi sungai, atau menggunakan moda tranportasi udara untuk daerah yang tidak dapat diakses melalui sungai.

"Karakter georgrafis yang juga sering ditemui di daerah tertinggal, terdepan dan terluar salah satunya adalah daerah yang berada di seberang lautan (pulau-pulau). Untuk karakter ini dapat menggunakan mobil tangki dan kapal pengangkut dengan jenis lembaga penyalur APMS tangki khusus," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com