Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak “Money Changer” Berkedok Toko Emas

Kompas.com - 30/03/2017, 05:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) mencatat setidaknya ada 783 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (Kupva BB), atau yang lebih dikenal dengan money changer, yang belum mengantongi izin dari bank sentral.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 44 Kupva BB atau money changer di antaranya hingga 24 Maret 2017 sudah mengajukan izin.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eny V Panggabean menjelaskan, bank sentral memberikan batasan waktu pengajuan izin Kupva BB atau money changer ini hingga 7 April 2017 mendatang.

Saat ini, 59 dari 783 Kupva BB tak berizin yang dipantau BI telah berminat untuk mengajukan perizinan dan sebanyak 7 Kupva BB sudah menutup kegiatan usahanya.

(Baca: Ada 783 "Money Changer" Tak Berizin di Indonesia)

Eny mengungkapkan, Kupva BB berbentuk money changer ditemukan di sebagian besar pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan. Sementara itu, Kupva BB berupa toko emas ditemukan di sebagian besar pulau Sumatera.

“Data kami menunjukkan 87 persen Kupva BB di Sumatera berbentuk toko emas. Hanya 1 persen yang berbentuk money changer,” kata Eny di Polda Jawa Tengah, Rabu (29/3/2017).

Di pulau Jawa, sebanyak 51 persen Kupva BB berbentuk money changer, 11 persen berbentuk toko emas dan 11 persen lainnya berbentuk tour & travel alias biro perjalanan.

Di Bali dan Nusa Tenggara, 91 persen Kupva BB berbentuk money changer.

Selain itu, Eny menjelaskan pula bahwa 783 Kupva BB tidak berizin tersebut ditemukan di 97 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Sebagian besar bentuk usahanya adalah perorangan.

“92 persen bentuk usahanya adalah perorangan. Hanya 8 persen yang berbentuk badan usaha,” ungkap Eny.

Dari keseluruhan Kupva BB tidak berizin yang ditemukan bank sentral, 45 persen di antaranya berjenis usaha money changer. Adapun 27 persen adalah berupa toko emas, 8 persen berbentuk biro perjalanan, dan 20 persen adalah jenis usaha lainnya.

(Baca: "Money Changer" Perlu Diatur dan Diawasi, Ini Sebabnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com