Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Eceran Tertinggi 3 Komoditas Tak Sentuh Pasar Tradisional

Kompas.com - 11/04/2017, 08:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemdag) untuk menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk tiga komoditas berlaku mulai, Senin (10/4/2017).

Tiga komoditas tersebut antara lain gula pasir, minyak goreng, dan daging beku. Penetapan HET tersebut berlaku untuk pasar ritel modern di seluruh Indonesia.

HET gula pasir ditetapkan Rp 12.500 per kilogram (kg), minyak goreng Rp 11.000 per liter, dan daging kerbau beku maksimal Rp 80.000 per kg.

Berdasarkan pantauan Kontan di Pasar Kebayoran Lama dan Pasar Palmerah, harga minyak goreng dan gula masih tinggi.

Siti, salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Palmerah mengaku harga gula pasir dan minyak goreng, hari ini (10/4/2017) malah mengalami kenaikan.

"Gula pasir sekarang rata-rata Rp 14.200 - Rp 14.500 per kilo. Minyak kalau yang curah Rp 13.500 - Rp 13.900 per kilo. Naik sedikit dari minggu lalu," ujarnya. Sedangkan harga daging sapi masih di kisaran Rp 115.000 - Rp 120.000 per kg.

Begitu pula di Pasar Kebayoran Lama, harga gula pasir masih di kisaran Rp 15.000 per kg, harga minyak goreng curah sekitar Rp 12.000 per kg, dan harga daging sapi sekitar Rp 100.000 - Rp 120.000 per kg.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri mengatakan harga bahan pokok sebagian besar mengalami kenaikan.

"Harga gula pasir naik sekitar Rp 500 per kilogram, minyak goreng naik sekitar Rp 300 per kilogram dan daging sapi naik Rp 3.000 per kilogram," ungkapnya, Senin (10/4/2017).

Ia menjelaskan, kebijakan pemerintah menetapkan HET tiga komoditas di pasar modern akan sulit diikuti dan diterapkan oleh pedagang pasar tradisional.

"Masalahnya, rantai distribusi di pasar tradisional tetap panjang. Biaya operasional pedagang pasar jauh lebih tinggi," tuturnya.

Abdullah bilang bahwa pihaknya telah mengusulkan pada Kemdag untuk mengatur distribusi di tingkat pedagang pasar tradisional. Pasalnya, jika hanya retail modern yang diatur, dampaknya tidak akan maksimal bagi masyarakat.

"Mengatur penetapan harga di pasar modern tidak representatif bagi masyarakat. Masalahnya, hanya berapa persen masyarakat yang belanja bahan pokok di sana," jelas Abdullah.

Menurutnya, pekerjaan rumah terbesar pemerintah tetap memangkas panjangnya rantai distribusi di pasar tradisional. (Elisabeth Adventa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com