Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Sawit "Dijegal", Indonesia Ingin Berunding Sekuat Tenaga dengan Uni Eropa

Kompas.com - 11/04/2017, 15:54 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menegaskan akan berupaya sekuat tenaga meyakinkan Uni Eropa bahwa produk sawit tidak seperti tudingan Parlemen Uni Eropa.

Seperti diketahui, Parlemen Uni Eropa menuding perkebunan kelapa sawit menciptakan deforestasi, eksploitasi pekerja anak, hingga pelanggaran hak azasi manusia (HAM).

Akibat tudingan itu, Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi sawit dan melarang biodiesel berbasis kelapa sawit. 

"Kami belum mau mencari-cari jalan tengah. Kami berunding saja sepenuh tenaga," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Menurut dia, Indonesia dan sejumlah negara produsen minyak sawit lainnya sudah sepakat untuk membuat tim dan melakukan joint mission ke Uni Eropa dalam waktu dekat.

(Baca: CPO Diserang Uni Eropa, Negara Produsen Sawit Bentuk "Joint Mission")

"Kami tidak setuju dan menolak tindakan diskriminasi seperti ini dan kami tentu akan tanya dasar ilmiahnya apa," kata Darmin.

Pemerintah mengatakan, langkah yang akan dilakukan bertujuan agar minyak sawit Indonesia tidak terkena dampak negatif dari resolusi sawit. Misalnya terjadi penurunan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Kepentingan Bisnis

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menilai tudingan yang disampikan Parlemen Uni Eropa kepada produk sawit tidak memiliki dasar. Bahkan cenderung ada kepentingan bisnis. Misalnya alasan deforestasi atau penghilangan hutan.

Menurut Mendag, minyak nabati yang dikembangkan di Eropa juga sama hasil dari penghilangan hutan.

Alasan selanjutnya yang dipertanyakan yakni alasan kemanusiaan atau pelanggaran HAM. Mendag heran dengan alasan tersebut sebab Indonesia sudah memiliki standar pengelolaan perkebunan sawit.

(Baca: Uni Eropa Hambat Sawit Indonesia, Pemerintah Kirim Surat Keberatan )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com