Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Kerbau Belum Efektif Turunkan Harga Daging Sapi

Kompas.com - 25/04/2017, 16:29 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap jelang Ramadhan, masyarakat kerap dipusingkan dengan melonjaknya harga bahan pokok, salah satunya daging sapi. Permintaan yang melonjak dan kurangnya stok di pasaran jadi penentunya.

Tahun lalu, pemerintah memutuskan mulai mengimpor daging kerbau untuk memberikan opsi lain kepada masyakarat. Harapannya, harga daging sapi tidak terus menerus meroket setiap jelang Ramadhan atau lebaran lantaran permintaan yang tinggi.

Namun di mata Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), kehadiran daging kerbau tidak begitu saja mengubah besarnya permintaan masyakarat terhadap daging sapi.

"Daging Kerbau enggak (diminati) karena dagingnya memang berbeda ya," ujar Ketua IKAPPI Abdullah Mansyuri kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Menurut ia, butuh waktu sosialiasi panjang agar masyakarat mulai meminati daging kerbau. Apalagi jelang Ramadhan dan lebaran, masyarakat sudah terbiasa menggunakan daging sapi sebagai makanan utama.

Saat ini tutur Abdullah, ketersediaan daging kerbau hanya bisa dijumpai di beberapa daerah saja. Dari sisi permintaan masyarakat pun masih kalah jauh dibandingkan daging sapi.

Dari data IKAPPI, permintaan konsumen terhadap daging kerbau masih di bawah 10 persen dari permintaan daging sapi. Angka itu tidak cukup ampuh untuk mempengaruhi harga daging sapi.

Saat ini, harga daging sapi segar ada dikisaran Rp 116.000-123.000 per kg. Sementara harga daging kerbau beku dibanderol dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 65.000 per kg oleh Bulog.

"Daging kerbau tidak bisa serta merta menurunkan harga daging sapi karena permintaannya tidak signifikan kecuali bisa diatas 25 persen permintaannya terhadap daging sapi," kata Abdullah.

Jelang Ramadhan tahun ini, pemerintah melalui Perum Bulog kemungkinan akan mendatangkan kembali daging kerbau dari India. Jumlahnya mencapai 10.000-20.000 ton. Jumlah itu akan menambah stok daging kerbau yang ada dari 39.000 ton menjadi kurang lebih 59.000 ton.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, impor daging kerbau dari India akan jalan terus hingga mencapai 100.000 ton. Angka tersebut merupakan kuota impor daging kerbau yang ditetapkan pemerintah pada tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com