Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Tarif Listrik dan Persiapan Puasa Hantui Inflasi Jakarta

Kompas.com - 03/05/2017, 08:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DKI Jakarta melaporkan, indeks harga konsumen (IHK) di Ibukota mengalami deflasi 0,02 persen secara bulanan (mtm) pada April 2017. Angka ini lebih rendah dibandingkan IHK nasional yang mengalami inflasi 0,09 persen (mtm).

"Dengan perkembangan ini, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 1,35 persen (ytd) atau 3,70 persen secara tahunan," kata Kepala KPw BI DKI Jakarta Doni P Joewono dalam pernyataan resmi, Selasa (2/5/2017).

Doni menjelaskan, deflasi yang dalam pada kelompok bahan makanan menahan dampak inflasi akibat pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA tahap kedua pada pelanggan pascabayar.

Adapun turunnya harga sebagian besar kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food menjadi faktor pendorong deflasi April 2017.

Harga bumbu-bumbuan yang kembali turun menjadi penyebab utama deflasi volatile food. Harga cabai merah, bawang merah dan cabai rawit masing-masing mengalami penurunan sebesar 16,71 persen (mtm), 9,38 persen (mtm) dan 23,62 persen (mtm).

Adapun harga minyak goreng, gula pasir dan daging beku masing-masing turun 3,67 persen (mtm), 4,54 persen (mtm), dan 3,63 persen (mtm).

(Baca: Ada Puasa dan Lebaran, Bagaimana Prediksi Inflasi Mei dan Juni?)

 

Sementara itu, indeks harga beras turun sebesar 0,03 persen (mtm).

Pada kelompok harga yang diatur pemerintah atau administered prices, pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA tahap kedua pada Maret 2017, masih memengaruhi tarif listrik April 2017, terutama untuk pengguna listrik pascabayar.

Tarif listrik April 2017 mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen (mtm).

"Namun, kenaikan tarif listrik tersebut, dibarengi dengan turunnya biaya angkutan udara sebesar 2,97 persen (mtm), sehingga dapat menahan laju inflasi kelompok administered prices secara keseluruhan," tutur Doni.

Adapun inflasi inti pada April 2017 bergerak relatif stabil, meski sedikit meningkat dari bulan sebelumnya.

Dampak tidak langsung dari kebijakan pencabutan subsidi listrik 900 VA tahap kedua pada komoditas kelompok inflasi inti relatif tidak banyak.

"Komoditas kelompok inflasi inti yang terdampak dari kebijakan tersebut adalah harga sewa rumah, yang mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen (mtm). Sementara itu, indeks harga emas perhiasan naik sebesar 1,87 persen (mtm), yang didorong kenaikan harga emas internasional," jelas Doni.

Memerhatikan kebijakan pemerintah terkait harga-harga komoditas energi serta perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta, diprakirakan pada bulan Mei 2017 Jakarta mengalami inflasi.

"Pencabutan subsidi listrik 900 VA tahap ketiga yang dilakukan pada awal Mei 2017 menjadi salah satu faktor penyebabnya. Adapun perkembangan harga pangan akan menjadi perhatian, karena terdapat potensi meningkatnya tekanan permintaan, sesuai polanya mendekati bulan Ramadhan dan Lebaran," ungkap Doni.

Kompas TV Meski harga berbagai kebutuhan seperti cabai masih cukup tinggi di awal tahun, tapi Bank Indonesia optimistis inflasi tahun ini hanya akan ada di kisaran 4 persen. Bank Indonesia justru mewaspadai berbagai kebijakan harga seperti kenaikan tarif dasar listrik hingga ongkos pengurusan STNK. Untuk kompensasinya, pemerintah sepakat menjaga harga pangan yang masuk dalam golongan pangan bergejolak seperti cabai dan bawang. Dari kelompok ini diharapkan persentasenya tidak lebih dari lima persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com