Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Migas Makin Lesu, Apa Harapan Pengusaha?

Kompas.com - 18/05/2017, 10:49 WIB
Haris Prahara

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Investasi migas dalam negeri tengah menghadapi paceklik dalam beberapa tahun terakhir. Kondisinya tak "semanis" dulu.

Sebagaimana dipublikasikan Asosiasi Perminyakan Indonesia (IPA), investasi hulu migas Indonesia turun dari 15,34 miliar dollar AS pada 2015 menjadi 11,15 miliar dollar AS pada 2016.

Wilayah kerja migas pun berkurang dari 233 wilayah pada 2012 menjadi 199 wilayah pada 2016. Baca: Mulai Hari Ini, Berharaplah Rezeki dari Minyak Terus Menetes.

Pada pembukaan IPA Convex ke-41 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (17/5/2017), Presiden IPA Christina Verchere mengatakan bahwa lesunya investasi migas disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya akibat merosotnya harga minyak dunia sejak 2014. 

Saat ini harga minyak berada pada kisaran 50 dollar AS per barel atau anjlok kurang lebih 50 persen dibandingkan tiga tahun lalu yang mencapai lebih dari 100 dollar AS per barrel.

"Satu hal yang pasti, perusahaan migas seluruh dunia sekarang beroperasi dengan modal terbatas untuk jangka waktu yang belum pasti. Mereka harus meninjau ulang rencana investasi mereka dan beradaptasi dengan keterbatasan yang ada," ujar Christina.

Lebih lanjut, Christina mengatakan, dalam kelesuan sektor migas itu, kerja sama antara pemerintah dengan industri seharusnya terjalin lebih erat.

Baca: Dulu Supervisor di Perusahaan Migas, Sekarang Jualan Air Isi.

"Pemangkasan birokrasi dan perizinan di hulu migas dapat menjadi kunci untuk menarik kembali investasi migas di masa depan," katanya.

Selain birokrasi dan perizinan, katanya lagi, perlu ada kebijakan fiskal dan insentif pajak yang lebih menarik dan kompetitif.

"Industri migas seyogianya tak hanya dianggap sebagai sumber penghasilan yang besar untuk negara, tetapi juga mempunyai efek berganda untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan regional," tuturnya.

Sebagai informasi, minimnya investasi hulu migas di Indonesia turut membuat cadangan migas Indonesia jadi terbatas. Merujuk BP Statistical Review 2016, cadangan minyak Indonesia terbukti hanya 3,6 miliar barrel atau hanya 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia yang mencapai 1,698 miliar barel.

Adapun untuk cadangan gas negeri ini hanya punya 100,3 trilun kaki kubik (TCF) cadangan gas atau 1,5 persen dari total cadangan gas dunia yang mencapai 6.599 TCF.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat ini migas masih menjadi sektor penting untuk Indonesia. Karena itu, Jonan berharap, perusahaan migas juga dapat melakukan efisiensi pada situasi industri seperti saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com