Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Krisis Diplomatik, S&P Turunkan Peringkat Utang Qatar

Kompas.com - 09/06/2017, 09:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

KOMPAS.com - Lembaga Pemeringkat Standard & Poor's menurunkan peringkat utang Qatar pada Rabu (7/6/2017), setelah mata uang Riyal jatuh ke level terendah dalam 11 tahun terakhir.

Dikutip dari Reuters, S&P menurunkan peringkat utang Qatar dari AA- menjadi AA dan menempatkan peringkat Qatar pada status CreditWatch dengan implikasi negatif.

Artinya, ada kemungkinan penurunan peringkat yang lebih besar. Adapun penurunan peringkat ini juga dilakukan di tengah tanda-tanda dana investasi portofolio keluar dari negara tersebut akibat pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi dan sekutunya.

Lembaga ini juga memperkirakan ekonomi Qatar akan melemah setelah pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain, pada Senin (5/6/2017).

Alasan Arab Saudi dan sekutunya memutuskan hubungan diplomatik karena Qatar diduga mendukung tindakan terorisme.

"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Qatar akan melambat, tak hanya melalui penurunan perdagangan regional. Tapi karena profitabilitas perusahaan yang terganggu karena permintaan terputus, investasi terhambat, dan berkurangnya kepercayaan investasi," kata S&P.

Lembaga pemeringkat lainnya, seperti Moody's Investors Service, menempatkan Qatar di level Aa3. Peringkat itu setara dengan peringkat S&P. Kemudian lembaga Fitch Ratings menempatkan Qatar pada peringkat AA.

Riyal Jatuh

 

Di pasar luar negeri, Riyal jatuh hingga premium 550 poin terhadap dollar AS. Penurunan ini merupakan yang terendah sejak Desember 2015, atau saat harga minyak dan gas turun.

Rendahnya prospek pasar Qatar menyiratkan Riyal akan terdepresiasi sekitar 1,5 persen selama 12 bulan ke depan. Hal itu juga menunjukkan kemungkinan arus keluar uang yang besar dari Qatar.

Dalam tiga hari terakhir, indeks saham Qatar jatuh 9,7 persen. Dengan perdagangan yang tinggi, menunjukan beberapa investor negara Teluk dan internasional berhasil mengeluarkan uang mereka.

Sebelum krisis yang berlangsung pekan ini, investor negara Teluk dan internasional hanya menguasai sekitar 9 persen dari pasar saham yang memiliki kapitalisasi sekitar 150 miliar dollar AS.

Di sisi lain, Qatar merupakan salah satu negara terkaya per kapita di dunia, dengan total aset sebesar 335 miliar dollar AS. Qatar mampu mengekspor kekayaan alamnya, Liquefied Natural Gas (LNG) hingga surplus 2,7 miliar dollar AS tiap bulannya.

Seorang pejabat bank sentral Qatar, Selasa (6/6/2017), mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang besar dan dapat digunakan untuk mendukung pembiayaan.

Hanya saja, S&P mencatat, sistem perbankan Qatar dalam beberapa tahun terakhir menjadi lebih bergantung pada pinjaman dan simpanan dari negara Teluk dan internasional.

(Baca: Krisis di Qatar, Bagaimana Nasib Pekerja Asing?)

Kompas TV Sejumlah komunikasi telah dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyikapi situasi di negara Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com