Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Krisis Qatar, Bagaimana Nasib Pemangkasan Produksi Minyak?

Kompas.com - 12/06/2017, 08:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

DUBAI, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya adalah Qatar diduga mendukung gerakan terorisme, sebuah pernyataan yang ditampik dan dinilai tak berdasar oleh pemerintah Qatar.

Keputusan Arab Saudi untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Qatar sempat dikhawatirkan banyak pihak bakal mengganggu pemangkasan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Namun demikian, Presiden OPEC sekaligus Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih menyatakan tak ada bukti bahwa pemangkasan produksi harus disesuaikan.

Al-Falih juga menuturkan, pelemahan harga minyak mentah baru-baru ini adalah hal overeaktif terkait ketegangan statistikal yang terjadi.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa keputusan Arab Saudi dan beberapa sekutunya untu mengakhiri hubungan diplomatik dengan Qatar tidak akan mempengaruhi kesepakatan pemangkasan produksi.

"Saya tidak mengekspektasikan isu diplomatik dan politik yang mengemuka dengan Qatar memberikan dampak apapun terkair kesepakatan produksi," ujar Al-Falih seperti dikutip dari CNBC, Senin (12/6/2017).

Akhir pekan lalu, harga minyak mentah turun sekitar 4 persen. Ini terjadi setelah data AS menunjukkan peningkatan inventori minyak mentah sebanyak 3,3 juta barrel menjadi 513,2 juta barrel.

Menurut Al-Falih, data tersebut adalag fenomena lokal. Ia menuturkan, seiring berjalannya waktu, harga minyak akan kembali terevisi dan pemangkasan produksi minyak bakal kian matang.

(Baca: Saudi Vs Qatar Masih Panas, Harga Minyak Kini Menguat)

 

"Saya yakin bahwa tren keseluruhan untuk pasar (minyak) adalah kembali ke keseimbangan," tutur Al-Falih.

Akhir pekan lalu, Al-Falih berdiskusi terkait pasar minyak dengan Menteri Energi Kazakhstan Kanat Bozumbayev dan Menteri Energi Rusia Alexander Novak.

"Harapan saya adalah ketiga negara akan terus mendukung kesepakatan secara penuh," imbuhnya.

Kompas TV Ketegangan Diplomatik Qatar Berlanjut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com