Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Logistik Nasional Dinilai Belum Efisien

Kompas.com - 14/06/2017, 14:06 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan merasa belum puas dengan sistem logistik nasional. Pasalnya, saat ini biaya logistik di Indonesia masih terlalu tinggi.

"Dwell time memang berhasil diturunkan 3 hari sekian itu. Akan tetapi saya pribadi belum puas. Karena ternyata kami cek biayanya masih tinggi," ujar Luhut di Ruang Sidang Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Rabu (14/5/2017).

Selain itu, Luhut menuturkan terdapat kegiatan-kegiatan di pelabuhan yang tidak efisisen. Menurut dia, salah satunya pada kegiatan pemindahan kontainer dari truk ke kapal. Sehingga, hal ini yang menyebabkan biaya logistik masih tinggi.

"Hampir 50 persen (yang inefisien). Studi McKinsey menunjukkan inefisiensi di pelabuhan itu Rp 720 triliun," jelas dia.

Oleh karena itu, mantan Kepala Staf Presiden ini meminta kepada Direksi Pelindo I, II, III, dan IV untuk melaporkan perkembangan sistem logistik. Bahkan, Luhut akan meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk mencopot Direktur Utama Pelindo, jika biaya logistik masih dilihat terlalu tinggi.

"Habis lebaran saya minta Pelindo harus lapor. Saya sudah bilang Bu Rini, kalau macem-macem ganti saja. We have to make choice," pungkas dia.

Sekadar informasi, saat ini waktu tunggu bongkar muat kapal atau dwell time di Pelabuhan Belawan selama 3,73 hari, kemudian di Pelabuhan Tanjung Priok 3,69 hari. Sementara itu, Pelabuhan Tanjung Perak selama 4,35 hari, dan Pelabuhan Makassar 0,66 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com