Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan “Pocongan” Alat Tangkap Benih Lobster Dimusnahkan

Kompas.com - 20/06/2017, 03:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - Pemerintah bersama masyarakat memusnahkan alat tangkap "pocongan" benih lobster dengan cara dibakar di Dusun Bumbang, Desa Mertak, Lombok Tengah.

Hal itu menyusul berikrarnya sekitar 2.246 rumah tangga masyarakat penangkap benih lobster untuk beralih profesi menjadi pembudidaya perikanan.

(Baca: Penangkap Benih Lobster Lombok Berikrar Beralih ke Budidaya Ikan)

"Tinggal kita menjaga ini. Ikrar ini dicatat langsung oleh tuhan," ujar Direktur Jenderal Budidaya Perikanan Slamet Subiakto, Lombok, Senin (19/6/2017).

Sebelum dimusnahkan, "pocongan" benih lobster diambil langsung oleh sejumlah masyarakat penangkap benih lobster dari laut. Hal ini merupakan bentuk komitmen mereka untuk meninggalkan penangkapan benih lobster.

Pemerintah memperkirakan ada 1.000 lubang keramba jaring apung yang isinya “pocongan” alat tangkap benih terhampar di Teluk Bumbang. Kawasan ini menjadi sentral tangkapan benih lobster di Lombok.

Seperti diketahui, pemerintah telah melarang penangkapan benih lobster untuk melindungi dan memastikan keberlanjutan. Aturan itu terdapat di dalam Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Nomor 56 Tahun 2016.

(Baca: KKP Bantu Fasilitas Budidaya untuk Penangkap Benih Lobster di Lombok)

Akibat pelarangan penangkapan benih lobster itu, banyak nelayan sempat kebingungan akan kelanjutan mata pencaharian mereka. Namun setelah pemerintah memberikan program jangka pendek dan menengah berupa pemberian bantuan sarana dan prasarana budidaya agar mereka bersedia meninggalkan kegiatan penangkapan benih lobster.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com