Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Likuiditas BCA Tak Terpengaruh Kenaikan Suku Bunga AS

Kompas.com - 21/06/2017, 15:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR). Dengan demikian, suku bunga acuan AS kini berada pada kisaran 1 hingga 1,25 persen.

Kenaikan suku bunga AS tersebut sempat dikhawatirkan bakal berpengaruh terhadap likuiditas perbankan dunia.

Akan tetapi, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menjelaskan, likuiditas BCA tidak terpengaruh dengan kenaikan suku bunga tersebut.

Jahja menuturkan, kenaikan FFR sudah diantisipasi oleh pasar. "Kalau dia (suku bunga AS) naiknya 50 basis poin atau tidak naik itu pasti ada pengaruh. Karena naiknya sesuai ekspektasi pasar maka tidak pengaruh," ujar Jahja di Jakarta, Selasa (20/6/2017).

Menurut Jahja, kebutuhan likuiditas bisa meningkat pada pertengahan tahun ini. Pasalnya, ini didukung juga masih banyaknya kebutuhan dana pemerintah untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

"Likuiditas yang harus diperhatikan kalau memang pembangunan jalan tol sudah mulai jalan. Itu kebutuhannya akan besar, makanya harus benar-benar dijaga juga soal likuiditas," tutur Jahja.

Adapun untuk menarik dana, Jahja menyatakan pihaknya tidak akan menaikkan suku buga deposito. Saat ini, suku bunga deposito dianggap sudah berada di level yang cukup rendah.

"Kami (suku bunga deposito) di 6 persenan sudah cukup rendah lah sekarang. Dana valas kami sudah lebih dari cukup jadi kami tidak terlalu perlu dana valas. Dana valas cuma 0,4 atau 0,5 persen, bunganya kecil," terang Jahja.

Dampak Tidak Besar

Menanggapi keputusan The Fed tersebut, Bank Indonesia (BI) sebelumnya menyatakan baik otoritas maupun pasar sudah mengantisipasi kenaikan tersebut. Ini terlihat dari tekanan di pasar keuangan domestik yang tidak terlalu besar.

"Posisi rupiah kemungkinan trennya masih apresiatif," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo dalam konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, imbuh Dody, bank sentral merasa tidak perlu melakukan antisipasi berlebih. Pasalnya, kenaikan FFR sudah diantisipasi sejak awal.

Dia menambahkan, pengaruh kenaikan FFR tersebut terhadap sistem keuangan dalam negeri tidak terlalu besar. Alasannya, suku bunga deposito dan dana pihak ketiga (DPK) lebih dipengaruhi oleh likuiditas yang ada di pasar.

Di samping itu, suku bunga kredit pun relatif masih menurun. Pada bulan Mei 2017, suku bunga kredit sudah turun 9 basis poin dan suku bunga deposito sudah turun 1 basis poin.

Adapun sejak Januari 2016 hingga Mei 2017, suku bunga kredit sudah turun 100 basis poin. Pada periode yang sama, suku bunga deposito sudah turun 139 basis poin.

(Baca: BI: Kenaikan Suku Bunga AS Berdampak Minim)

Kompas TV Bunga Fed Naik, Rupiah dan Saham Tetap Melaju

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com