Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Mulai Waspadai Angka Inflasi Tahunan

Kompas.com - 03/07/2017, 15:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Juni 2017 tercatat sebesar 0,69 persen secara bulanan (mtm).

Bank Indonesia (BI) menyatakan, capaian inflasi ini sejalan dengan perkiraan dan survei yang telah dilakukan.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menuturkan, berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan bank sentral hingga pekan ketiga Juni 2017, inflasi IHK mencapai 0,5 persen.

Agus menyatakan, ada beberapa komponen yang dipantau menjadi sumber penyebab inflasi.

"Ada beberapa sumber, dari listrik, tarnsportasi udara, transportasi antar kota, dan sedikit volatile food (harga pangan yang bergejolak), misal daging ayam dan daging sapi," jelas Agus di kantornya di Jakarta, Senin (3/7/2017).

Meskipun demikian, komoditas-komoditas yang biasa menyumbang inflasi pada bulan Juni 2017 malah mengalami deflasi. Komoditas ini antara lain cabai merah dan bawang putih.

"Kalau (inflasi Juni 2017) itu 0,69 persen itu pencapaian yang cukup baik. Diupayakan sampai akhir tahun inflasi pada kisaran 4 plus minus 1 persen," tutur Agus.

Dengan perkembangan tersebut, maka inflasi IHK secara tahunan mencapai 4,37 persen (yoy).

Meskipun masih dalam kisaran target yang dipatok BI, yakni 4 plus minus 1 persen, namun angka tersebut sudah termasuk cukup tinggi.

Oleh karena itu, imbuh Agus, bank sentral mewaspadai hal ini. Bank sentral dan pemerintah, kata dia, akan berkoordinasi untuk menjaga inflasi agar sesuai dengan target hingga akhir tahun ini.

"Tanggal 27 Juli 2017 akan ada rapat koordinasi nasional yang dipimpin Bapak Presiden untuk meyakinkan seluruh Indonesia, baik pusat dan daerah akan berkoordinasi menjaga inflasi agar sesuai target," jelas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com