Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Pertanian Indonesia Tembus 25 Terbaik Dunia

Kompas.com - 03/07/2017, 16:33 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga riset dan analisis ekonomi internasional yakni The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation merilis Indeks Keberlanjutan Pangan atau Food Sustainability Indeks (FSI).

Dalam hasil riset tersebut, Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-21 dalam Indeks Keberlanjutan Pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, capaian tersebut bisa diraih Indonesia bukan tanpa alasan tetapi berkat kerja keras berbagai pihak.

“Produksi baik, harga stabil, ini berkat kerja keras kita semua. Ini merupakan pertanda baik bagi Indonesia,” ujar Amran di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (3/7/2017).

Riset FSI disusun dari 58 indikator yang mencakup empat aspek yakni secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan atau penyusutan pangan dan limbah (food loss and waste) serta aspek gizi (nutritional challenges).

Secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 dan berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.

Khusus untuk pertanian berkelanjutan, Indonesia bercokol di peringkat 16 dengan skor 53,87.

Ranking tersebut didasarkan pada perhitungan ketersediaan sumber daya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim.

Dalam sektor tersebut, Indonesia berada di atas China, Amerika Serikat, dan India.

Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia berada di peringkat 24 dengan skor 32,53.

Pada aspek tersebut Indonesia termasuk dalam kategori dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss).

Selanjutnya aspek nutritional challenges, Indonesia bertengger di posisi 18  dengan skor 56,79. Indonesia dipandang mampu mengatasi masalah defisiensi micronutrient, prevalensi kelebihan gizi, kurang gizi, kelebihan gula, serta mampu membeli makanan segar.

Menurut Amran, hasil FSI tersebut sangat positif karena Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk ke dalam 25 besar.

Sementara itu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Sugiyono mengapresiasi kinerja pemerintah dalam hal pembangunan pertanian yang banyak membuahkan hasil.

"Ini bisa dilihat kasat mata pada saat Ramadhan dan Idul Fitri kemarin. Harga pangan stabil, dulu-dulu setiap hari raya Lebaran harga pangan bergolak," ungkap Sugiyono.

Menurutnya prestasi selanjutnya dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkapkan bahwa sektor pertanian pada kuartal pertama 2017 tumbuh 15,59 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data BPS, PDB sektor pertanian kuartal pertama 2017 juga meningkat 7,12 persen dibandingkan kuartal yang sama 2016, melebihi kenaikan PDB industri pengolahan 4,21 persen maupun PDB total Indonesia 5,01 persen.

Sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 13,59 persen, peringkat terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan 20,48 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com