Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relatif Tinggi, Kredit Macet BPR Dianggap Belum Mengkhawatirkan

Kompas.com - 10/07/2017, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Statistik perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) industri bank perkreditan rakyat (BPR) pada April 2017 mencapai 6,98 persen.

Angka ini meningkat dibandingkan NPL pada Desember 2016 dan Januari 2017 yang masing-masing mencapai 5,83 persen dan 6,48 persen.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menjelaskan, secara umum rasio NPL dalam industri BPR saat ini pada kisaran 4 persen sampai 6 persen.

Namun, kenaikan NPL tersebut dipandangnya tidak signifikan.

"Kenaikan NPL kalau kita lihat data BPR sebenarnya naiknya tidak signifikan juga, antara 4 sampai 6 persen. Itu kita trace (lacak) data 5 tahun seperti itu, bukan sesuatu yang mengkhawatirkan," kata Joko di Jakarta, Senin (10/7/2017).

Joko menyatakan, kebanyakan NPL BPR disumbang oleh segmen kredit modal kerja, yakni porsinya hingga 50 persen.

Terkait sebarannya, NPL BPR tersebar di seluruh kawasan geografis di Indonesia. Selain segmen kredit modal kerja, NPL BPR juga disumbang oleh segmen kredit konsumsi dan produktif.

Terkait penyebab kredit yang menjadi macet atau NPL, Joko menyatakan NPL BPR disebabkan penurunan kemampuan membayar nasabah.

"NPL itu mencerminkan kondisi nasabah yang capacity rapayment-nya menurun," jelasnya.

Oleh karena itu, imbuh Joko, industri BPR harus meningkatkan upaya pencegahan dan monitoring terhadap kredit.

Dengan demikian, NPL industri BPR maupun secara individu dapat berada di bawah koridor 5 persen.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah restrukturisasi kredit dan beberapa variabel pencegahan lainnya. Joko menyebut, BPR juga dapat meningkatkan asas kehati-hatiannya ketika memutuskan kredit.

"Di sisi lain monitoring dan pembinaan terhadap para pelaku UMKM, supaya mereka menjalankan usaha dengan track yang baik, sehingga repayment capacity dia tidak turun," ungkap Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com