Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir JK-Win Minta Gaji Ke-13 Ditunda

Kompas.com - 26/05/2009, 17:14 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, meminta gaji ke-13 yang akan dibayarkan oleh pemerintah kepada seluruh PNS dan TNI pada bulan Juni mendatang ditunda. Sebaiknya dibayarkan setelah pemilu presiden 8 Juli mendatang agar netralitas PNS dan keluarganya tetap terjaga.

Alasan Yuddy, jika gaji ke-13 itu dibayarkan sebelum pilpres hal itu bisa menarik netralitas TNI sebab Wapres Kalla pun bisa mengklaim bahwa pencairan gaji ke-13 merupakan program dirinya. "Jadi sebaiknya untuk independensi PNS dan keluarganya, gaji ke-13 ditunda setelah pilpres," ujarnya.

Permintaan itu merupakan salah satu dari dua permintaan yang akan disampaikan kepada Ketua Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono. Permintaan lainnya yang disampaikan oleh Yuddy adalah agar pasangan SBY-Boediono bisa menjaga netralitas TNI dalam memilih.

"Selain meminta tim kampanye SBY-Boediono tidak melakukan kecurangan dalam kampanye maupun pilpres seperti menarik netralitas TNI, kami juga akan minta penundaan pencairan gaji ke-13 PNS yang akan dibayarkan pada Juni mendatang," kata Yuddy.

Menurut Yuddy, dua permintaan itu diharapkan menjadi kesepakatan sebagai posisi tawar untuk memenuhi permintaan atau ajakan Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono yang juga Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengadakan pertemuan dengan para tim kampanye masing-masing calon presiden.

Sebelumnya, lanjut Yuddy, Hatta Rajasa meminta para tim kampanye masing-masing capres untuk bertemu membicarakan etika berkampanye yang baik yang tidak melanggar tata krama dan kesantunan politik.

Yuddy menegaskan, selama ini pasangan JK-Wiranto berkampanye cukup santun dan konstruktif serta tidak menyerang siapa pun. "Justru pihak lainlah yang melakukan kampanye efek terhadap figur seseorang," ujar Yuddy tanpa merinci lebih lanjut.

Lebih jauh dikatakan Yuddy, jika dua permintaan itu bisa dipenuhi, tim kampanye JK-Wiranto akan bersedia bertemu dengan Hatta Rajasa dan Tim Kampanye Mega-Prabowo.

Diakui Yuddy pertemuan seperti itu sangat positif asal mereka mau juga memenuhi permintaan pasangan JK-Wiranto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com