Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinetron Punya Andil Rusak Bahasa

Kompas.com - 18/11/2009, 20:31 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com--Tayangan Sinetron (sinema elektronik) pada sejumlah televisi swasta diperkirakan memiliki andil dalam merusak Bahasa Indonesia, hal itu terjadi karena di dalam dialognya banyak menggunakan istilah-istilah asing serta bahasa pasaran ("bahasa gaul).

"Kondisi ini perlu dicermati, mengingat justru terjadi di tengah upaya pemerintah untuk membangun identitas diri sebagai suatu bangsa.

Padahal, salah satu identitas diri bangsa adalah bahasa nasional yang kita akui sebagai media pemersatu bangsa," kata Kepala Kantor Bahasa Kaltim, Pardi Suratno, di Samarinda, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa peran media massa elektronik, khususnya televisi memiliki dampak besar untuk mempengaruhi masyarakat.

"Yang kita khawatirkan kini marak sinetron yang menggunakan bahasa tidak sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Seharusnya, para pembuat sinetron harus bijak, sehingga jangan ikut-ikutan merusak Bahasa Indonesia," kata dia.

Bahasa Indonesia sendiri sangat kaya akan kosa kata, ujar dia, meskipun ada sebagian istilah yang kurang begitu memasyarakat.

Pihaknya menghimbau agar pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah itu, termasuk pengelola televisi swasta bisa mendukung upaya penggunaan Bahasa Indonesia yang benar.

"Jika bukan kita siapa lagi yang mesti menjaga serta mengembangkan Bahasa Indonesia yang benar," imbuh dia.

Ia menjelaskan bahwa dalam segmen ilmu pengetahuan, misalnya, penggunaan bahasa asing tidak bisa dihindari namun hal itu karena memang belum ada padanannya dalam Bahasa Indonesia.

Beberapa istilah yang kini dianggap sudah baku oleh masyarakat akibat terlalu sering muncul di televisi, antara lain "jadul", "bete", "testimoni" dan "i love you full".

Contoh lain yang dianggapnya kurang tepat adalah penggunaan bahasa asing meskipun siarannya dalam Bahasa Indonesia pada sejumlah televisi swasta, antara lain "Breaking News", "Headline News", "B News", "Metro Sport", "Economic Challenger", "Take Me Out", "Public Corner", "Metro Files", "Celebrity on the Location".

"Hanya TVRI yang sampai kini saya nilai masih konsisten menggunakan Bahasa Indonesia yang benar," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com