Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Manjakan Penumpang dengan "Immigration on Board"

Kompas.com - 01/06/2013, 08:36 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Sudah lebih dari 50 tahun, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia melayani penerbangan ke Jepang. Kini bahkan sudah tiga rute ke Jepang yang dilayani Garuda, yakni Jakarta - Narita (Tokyo), Jakarta via Denpasar - Haneda (Tokyo) dan Jakarta via Denpasar ke Osaka.

Menurut Account Manager Outbound Sales Japan PT Garuda Indonesia, Marlene Riwati, load factor untuk rute ke Narita mencapai 70 persen di kelas ekonomi, sementara untuk kelas bisnis mencapai 50 persen.

"Sebagian besar penumpang kami untuk rute Tokyo adalah para pebisnis," jelas Marlene kepada Kompas.com, dalam perjalanan menuju Tokyo, pertengahan Mei lalu.

"Sementara itu untuk rute Osaka - Denpasar load factor-nya mencapai 90 persen. Kebanyakan dari mereka adalah para wisatawan Jepang yang ingin berlibur ke Bali," lanjut Marlene.

Pesawat baru

Untuk penerbangan ke Jepang, Garuda menggunakan armada pesawat baru yang terdiri dari Airbus A330-300 untuk rute Osaka dan Airbus A330-200 untuk rute Narita Tokyo.

Untuk rute Osaka, tersedia 42 kursi di kelas eksekutif dan 215 kursi kelas ekonomi. Sementara itu, penerbangan rute Narita, terdapat 36 kursi kelas eksekutif dan 186 kursi kelas ekonomi.

"Khusus untuk penerbangan ke Jepang, kami memiliki Japanese crew yang pastinya sangat banyak membantu penumpang asal Jepang," ungkap Marlene.

Hadapi persaingan

Marlene mengakui persaingan datang maskapai Jepang seperti JAL dan ANA karena kedua maskapai itu memiliki penerbangan domestik.

Salah satu strategi untuk menghadapi persaingan itu adalah layanan "Immigration on Board" yang diberikan Garuda, khususnya untuk penerbangan internasional yang lebih dari tujuh jam.

"Layanan seperti ini satu-satunya di dunia. Jadi penumpang tujuan Indonesia tidak perlu berlama-lama mengantre di imigrasi. Dan layanan ini bukan hanya untuk kelas bisnis. Para penumpang di kelas ekonomi pun merasakan ini," papar Marlene.

Dalam setiap penerbangan, ada dua petugas imigrasi yang melayani semua penumpang. "Paspor kita distempel di pesawat dan kita mendapat kartu tanda terima. Jadi begitu turun dari pesawat kita langsung menuju pintu khusus dan menyerahkan kartu tersebut pada petugas yang disiapkan. Kita bisa langsung ke area baggage claim," jelas Marlene.

Satu layanan lain untuk penumpang executive class adalah mereka juga tidak perlu mengantre saat mengambil bagasi. Penumpang kelas eksekutif cukup menyerahkan tanda terima bagasi kepada petugas di sebuah konter yang telah disediakan dan petugas itu akan mengambilkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com