Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Bahas Antisipasi Perlambatan Ekonomi

Kompas.com - 25/07/2013, 15:50 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan didampingi Wakil Presiden Boediono menggelar rapat kabinet yang agenda utamanya membahas langkah antisipasi dampak perkembangan ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia.

"Kita berkumpul ingin sama-sama memastikan bahwa di dalam situasi yang rumit ini, kita dapat menetapkan kebijakan dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh sehingga bisa mengurangi dampak perekonomian global dengan ekonomi kita," kata Yudhoyono saat membuka sidang kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Menurut Presiden, perkembangan ekonomi global tengah mengalami gejolak. Salah satu pilar perekonomian dunia, yakni pilar Eropa, katanya, sedang goyah. Sementara itu, untuk Amerika Serikat sedang melakukan perubahan kebijakan yang signifikan.

"Ibarat perekonomian dunia itu punya pilar-pilar utama, secara regional, ada tiga pilar, pilar Eropa, pilar Asia, dan pilar Amerika, maka salah satu di antaranya, sedang goyah, yaitu Eropa. Simak perkembangan setiap harinya terutama ledakan pengangguran yang besar, dan rasio GDP yang di luar kewajaran," ungkap Yudhoyono.

Masalah perekonomian juga tengah menimpa dua negara besar di Asia, yakni China dan India. Olehkarena itulah, menurut Yudhoyono, perekonomian Indonesia pasti akan terkena imbas perkembangan ekonomi regional dan global tersebut.

"Dalam keadaan seperti ini, saya ingin mengajak saudara memiliki cara pandang yang jernih, rasional, dan tidak perlu kita gugup atau panik karena dengan cara pandang seperti itu Insya Allah tersedia solusi," kata Presiden.

Dengan perkembangan situasi global dan regional yang seperti itu, sambungnya, hampir pasti akan ada tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tantangan terhadap stabilitas harga, serta persoalan nilai tukar dan sejumlah indikator ekonomi lainnya.

"Sungguh pun kebijakan kita benar, apa yang kita lakukan benar, tetap ada permasalahan menyangkut ekonomi Indonesia apalagi kalau kebijakan kita tidak tepat, langkah tindakan kita tidak tepat, kita tidak ckup antisipasi dan sebagainya, maka persoalan akan tambah rumit," ujar Yudhoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com