Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Klaim Harga Bawang Merah Sudah Turun

Kompas.com - 03/09/2013, 11:38 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengklaim bahwa harga bawang merah lokal sudah mulai menunjukkan penurunan. Hal ini seiring dengan realisasi impor yang bisa menstabilkan harga bawang merah di pasar.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan, harga bawang merah lokal di Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang hingga 1 September 2013 lalu masing-masing tercatat Rp 20.000 per kg dan Rp 18.000 per kg. “Harga tersebut masing-masing turun 25,93 persen dan 17 persen dibanding harga seminggu sebelumnya,” kata Srie dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Sementara di beberapa pasar tradisional, harga bawang merah juga sudah mengalami penurunan dengan kisaran Rp 30.000-Rp. 33.000 per kg atau turun 4-22 persen dibanding minggu sebelumnya.

Pemerintah berharap, dengan mulai meningkatnya pasokan hasil panen, harga bawang merah akan segera kembali normal.

Srie menambahkan, faktor penyebab turunnya harga bawang merah adalah sudah mulai panennya beberapa sentra produksi bawang merah di Tegal, Brebes, Pekalongan dan Pemalang. Hal ini menambah pasokan bawang merah ke sentra-sentra konsumsi.

“Pasokan saat ini di Pasar Induk Kramat Jati telah mencapai sekitar 90 ton per hari atau telah meningkat 100 persen dari minggu sebelumnya. Secara bertahap diharapkan harga akan kembali normal sampai dengan mencapai pasokan sekitar 125 ton per hari,” ucap Srie.

Sementara itu, dari sisi importasi, sampai dengan 26 Agustus 2013, telah direalisasikan impor bawang merah sebanyak 5.540 ton atau 73,19 persen dari alokasi impor semester II 2013, yang sebesar 7.569 ton.

“Diharapkan impor ini dapat membantu menstabilkan harga bawang merah, sehingga tidak memberatkan konsumen,” jelas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Bachrul Chairi.

Namun demikian, Srie menambahkan bahwa Pemerintah akan terus mencermati dimana jika panen sudah banyak tentunya impor tidak akan lagi dilakukan. “Saat ini juga tengah dikaji perhitungan harga wajar di tingkat eceran oleh Litbang Pertanian dan Litbang Kemendag. Nantinya hasil perhitungan ini akan dimanfaatkan sebagai harga referensi dalam penetapan kebijakan importasi yang berbasiskan harga,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com