Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Ancam Ketahanan Pangan Dunia

Kompas.com - 03/09/2013, 15:42 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com
- Krisis sosial dan politik, konflik dan perang, perubahan iklim, dan pertumbuhan penduduk dunia menuntut sistem penyediaan pangan yang mantap. Pada 2050, diprediksi penduduk dunia mencapai 9 miliar. Kebutuhan pangan akan dua kali lipat produksi saat ini.

Untuk itu, diperlukan strategi baru yang andal dan menjamin sistem pembangunan pertanian lestari.

Demikian diutarakan oleh Rektor Institut Pertanian Bogor Prof Herry Suhardiyanto dalam Pertemuan Internasional University Network for Tropical Agriculture (UNTA) di IPB International Convention Center, Dramaga, Kabupaten Bogor, Selasa (3/9/2013). Penyelenggaraan UNTA sekaligus dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-50 IPB. Pertemuan dihadiri petinggi perguruan tinggi dari Belanda, Jerman, Jepang, Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Australia.

Herry mengemukakan, sektor pertanian tertekan oleh kenaikan permintan pangan, keterbatasan sumberdaya, peningkatan alih guna lahan, dan dampak pemanasan global. Lebih dari 870 juta orang dikategorikan petani gurem dengan lahan amat terbatas, rawan kelaparan, dan rawan kekurangan gizi.

Untuk merespon pelbagai tantangan itu, lanjut Herry, Forum Ekonomi Dunia meluncurkan visi baru pertanian. Visi perlu menjadi pijakan pelbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, dan pengembangan ekonomi.

Visi baru itu juga selaras dengan program Badan Pangan Dunia (FAO) yang akan berfokus pada pendampingan teknis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pemasukan bagi negara berpendapatan rendah.  Pertemuan UNTA merupakan bentuk kepedulian perguruan tinggi di daerah tropis dalam merespon pelbagai isu dan krisis pertanian dunia.

Menurut Herry, kampus pertanian tropis harus terus bekerjasama untuk pengembangan sumberdaya manusia, keterampilan, teknologi, dan penelitian pertanian tropis. Di sisi lain, negara tropis banyak yang sudah bertransformasi menuju negara industri.

Untuk itu, lanjut Herry, pengembangan pertanian perlu juga diselaraskan dengan visi industri atau disebut pertanian industrial. Hal ini ialah budidaya modern mencakup industrialisasi peternakan, perikanan, dan komoditas pangan dalam aspek-aspek teknologi, keilmuan, ekonomi, dan politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com