Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Saing Indonesia Naik ke Posisi 38

Kompas.com - 04/09/2013, 14:59 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-   Daya saing Indonesia pada tahun naik ke posisi 38 dari peringkat 50 tahun lalu.  Demikian Global Competitiveness Report 2013-2014 yang dirilis oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) Rabu (4/9/2013).

Laporan ini mengkaji daya saing dari 148 negara di dunia, berdasarkan tingkat produktivitas dan tingkat kesejahteraan di masing-masing negara.

"Setelah tiga tahun mengalami penurunan, Indonesia kembali melompat dan tercatat sebagai salah satu pertumbuhan terbesar tahun ini," ungkap laporan WEF.

WEF menilai, Indonesia mampu menyelesaikan masalah infrastruktur yang mencatat kenaikan 17 tingkat ke posisi 61 dunia. Indonesia mampu membangun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, fasilitas air bersih hingga pembangkit listrik.

Kenaikan 12 tingkat ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kenaikan peringkat tertinggi untuk daya saingnya. Untuk kenaikan peringkat daya saing tertinggi adalah Ekuador dengan naik 15 tingkat. Sedangkan penurunan tertinggi adalah Mongolia dengan melorot 14 peringkat.

Meskipun mengalamai kenaikan pesat, posisi Indonesia masih ada di bawah beberapa negara sekawasan, seperti Thailand di posisi 37, Brunai Darussalam posisi 26 dan Malaysia ke-24. Bahkan Singapura bertahan di posisi dua. Indonesia hanya lebih baik dari Filipina yang berada di urutan 59 dan Vietnam ke-70.

Adapun untuk posisi pertama dipegang masih oleh jawara tahun lalu Swiss dengan nilai 5,67. Posisi kedua dan ketiga juga masih sama seperti tahun sebelumnya yaitu Singapura dan Finlandia.

Sementara posisi keempat dan kelima merupakan pemegang posisi keenam dan ketujuh tahun lalu yaitu Jerman dan Amerika Serikat. Kemudian Swedia di posisi keenam turun dari posisi 4mpat, Hongkong naik ke posisi ketujuh dari posisi sembilan, dan Belanda melorot dari posisi lima ke posisi delapan.

Kemudian Jepang dan Inggris bertahan di posisi sembilan dan sepuluh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com