Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kas Negara AS Kritis

Kompas.com - 26/09/2013, 07:19 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service memberikan peringatan pada Kongres AS dan Gedung Putih. Jika mereka tidak bisa mengatasi kas Pemerintah AS yang sedang kritis, dampaknya tidak hanya pada penghentian aktivitas pemerintahan, tetapi juga bisa menciptakan gejolak besar di pasar uang dunia.

Menurut Moody’s, Rabu (25/9/2013), belum ada pemikiran untuk menurunkan peringkat utang Amerika Serikat, tetapi lebih berpikir tentang dampaknya pada pasar global. Pernyataan Moody’s merujuk pada menipisnya kas negara AS pada pertengahan Oktober 2013.

Menteri Keuangan AS Jack Lew sudah menyampaikan surat pernyataan ke Kongres AS. Isinya, untuk melanjutkan pemerintahan dan membayar kewajiban, Pemerintah AS memerlukan utang baru. Ini karena penerimaan negara dari pajak tidak memadai. Karena itu, mandat dari Kongres AS harus ada untuk menambah utang baru guna mendukung pengeluaran pemerintah.

Dari tahun ke tahun AS terus menambah utang, terutama sejak kepemimpinan Ronald Reagan yang antipajak. Presiden AS Barack Obama ingin membalikkan keadaan dengan meningkatkan pendapatan pajak. Namun, hal itu ditolak terus oleh Kongres AS yang didominasi Republikan.

Menurut Lew, pagu utang yang saat ini mencapai 16,7 triliun dollar AS sudah tidak lagi memadai. ”Jika utang baru tidak ditambah, kas negara AS akan tinggal 50 miliar dollar AS saja pada pertengahan Oktober.” Itu hanya cukup untuk membiayai pemerintahan selama tiga hari.

Siap dengan syarat

Ketua DPR AS John Boehner (Republikan) hingga kemarin terus menyatakan, Kongres AS siap menyetujui penambahan pagu utang. Presiden Obama menyatakan, dibutuhkan tambahan pengeluaran 700 miliar dollar AS sepanjang 2013, termasuk program kesehatan untuk warga kelas bawah. ”Akan tetapi, penambahan utang harus dikompensasikan dengan penekanan pengeluaran, terutama soal program kesehatan,” kata Boehner.

Obama tidak bersedia melakukan itu karena itulah janjinya saat kampanye kepada para pendukungnya. ”Saya tidak mau ada kompromi soal itu,” katanya.

Dalam kasus kenaikan pagu utang tidak dinaikkan dan utang baru tidak bisa ditambah, Jubir Gedung Putih Jack Carney mengatakan, operasional pemerintahan dihentikan. Ini terutama menyangkut program yang tidak memiliki alokasi. Hal seperti itu terjadi pada 1995 di bawah pemerintahan Bill Clinton.

Ekonom AS peraih Nobel Ekonomi, Paul Krugman, menulis bahwa Republikan memang aneh. Dia mengutip pernyataan Gubernur Louisiana Bobby Jindal yang pernah meminta agar partainya, Republikan, berhenti menjadi sebuah partai yang bodoh.

Ini merujuk pada kebijakan dan sikap kukuh Republikan yang menolak pajak. Namun, di sisi lain, mereka tidak mau ada penambahan utang.

Menurut Krugman, Republikan tampaknya kecewa pada hasil Pemilihan Umum 2012. Hal itu kemungkinan akan membuat mereka benar-benar tega dan
siap mendera pemerintahan Obama. Dengan kata lain, sebagian aktivitas pemerintahan tampaknya siap dibiarkan tutup.

Di sisi lain, Republikan memang tidak pernah menyetujui keberpihakan Obama kepada warga kelas bawah. (AP/AFP/MON)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com