Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BoE: Inggris Tidak Lagi Butuh Stimulus QE

Kompas.com - 29/09/2013, 10:10 WIB


LONDON, KOMPAS.com
- Teka-teki kelanjutan skema stimulus pelonggaran kuantitatif (QE) ekonomi Inggris akhirnya terjawab.

Mark Carney, Gubernur Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) memberi sinyal bahwa Inggris tidak lagi membutuhkan stimulus QE.

Carney beralasan, ia tidak melihat adanya argumen untuk melanjutkan progam tersebut karena perekonomian Inggris telah mengalami pemulihan.

Carney menyatakan hal itu saat mengadakan kunjungan kerja kota bagian Utara Inggris, Leeds, Jumat (27/9/2013) waktu setempa.

“Pandangan pribadi saya, karena pemulihan telah menguat dan meluas, saya tidak melihat kasus untuk pelonggaran kuantitatif dan saya belum mendukungnya," katanya dalam sebuah wawancara dengan Yorkshire Post.

Menurut Carney, perekonomian global berkembang ‘sedikit lebih baik’ dan hal itu menguntungkan Inggris karena meningkatnya permintaan ekspor. Di sisi lain, pemulihan sedang terjadi di berbagai sektor industri negeri Ratu Elizabeth tersebut.

“Pemulihan telah tumbuh, lebih dari sekadar pemulihan di sektor ekonomi tertentu. Kita melihat sebuah pertumbuhan di Eropa dan Amerika Serikat yang terus berjalan dengan baik. Inggris mungkin memimpin sebagian besar ekonomi negara maju, jika kita bicara dalam kondisi sekarang,” imbuh Carney.

Poundsterling langsung menguat

Pernyataan pria yang baru menduduki jabatannya sebagai Gubernur BoE pada Juli 2013 itu, langsung menuai respons pasar finansial Inggris.

Mata uang Inggris, Poundsterling, langsung menguat terhadap dollar AS dan diperdagangkan 1,6087 dollar AS pada Jumat (27/9/2013) pukul 11.44 di bursa London, naik 0,3 persen dari hari sebelumnya.

“Akan sangat sulit bagi BoE untuk me-restart QE, sementara data ekonomi menunjukkan penguatan seperti itu. Kita mungkin akan melihat beberapa revisi perkiraan bank pada November mendatang,” kata Simon Wells, Ekonom dari HSBC Holdings Plc berbasis di London.

Pada kuartal ketiga tahun ini, ekonomi Inggris tumbuh 0,7 persen didorong oleh meningkatnya belanja konsumen, mengimbangi penurunan investasi di sektor bisnis.

Carney, mantan eksekutif Goldman Sach yang “dibajak” dari Bank Sentral Kanada pada musim gugur lalu oleh kanselir George Osbome itu, menambahkan, pemulihan yang berkelanjutan akan tergantung pada tahapan masyarakat dalam meraih pendapatan dan pekerjaan.

Komite Kebijakan Moneter BoE bulan ini mengambil suara bulat untuk mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor rendah 0,50 persen.

Suku bunga BoE berada di level 0,50 sejak Maret 2009, ketika bank sentral ini juga memulai skema stimulus pelonggaran kuantitatif (QE).

BoE juga menetapkan kebijakan untuk memelihara stok pembelian obligasi bank sentral senilai 375 miliar pound atau setara 604 miliar dollar AS.

Komite Kebijakan Moneter BoE telah berjanji tidak melakukan perubahan tingkat suku bunga utama, setidaknya sampai angka pengangguran turun di level 7 persen dari 7,7 persen saat ini.

“Ini adalah kebijakan untuk Inggris secara keseluruhan dan intinya adalah bahwa masyarakat memahami bahwa kami tidak akan menaikkan suku bunga sampai melihat perekonomian benar-benar berkembang. Menggunakan ambang batas pengangguran 7 persen adalah titik di mana kita mulai berpikir tentang pengetatan,” kata Carney. (Dikky Setiawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com