Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Nilai Tukar Rupiah, BI Siapkan Kebijakan Baru

Kompas.com - 08/10/2013, 19:45 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan terus berada di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Apalagi dengan kondisi perekonomian global yang belum pulih, maka pemerintah harus siap mengantisipasi kondisi yang terburuk.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, bank sentral akan terus mewaspadai perkembangan eksternal dan senantiasa siap merespon dengan bauran kebijakan.

"Kita akan respon dengan bauran kebijakan, termasuk menggunakan instrumen moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar," kata Agus saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Saat ini, BI sedang mempelajari instrumen lain untuk merespon kondisi pasar yang terjadi. Namun bank sentral belum mau menjelaskan kebijakan apa yang dimaksud untuk lebih menstabilkan nilai tukar rupiah tersebut.

"Kita akan pelajari instrumen lain untuk merespon. Yang ingin kita tambahkan, langkah-langkah apa dalam menjaga makroprudential," katanya.

BI juga akan terus bekerjasama dengan bank sentral lain untuk menstabilkan nilai tukar di masing-masing negara. Untuk itu, bank sentral terus berkoordinasi dengan pemerintah terutama Forum Komunikasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) untuk mengantisipasi apa yang terjadi di global dan domestik.

Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Difi A Johansyah membenarkan bahwa akan ada kebijakan baru untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Tunggu saja besok," kata Difi.

Sekadar catatan, BI menyambut positif kebijakan pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui transaksi lindung nilai alias hedging valuta asing (valas) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebagai respon, BI akan menerbitkan aturan hedging valas khusus untuk perusahaan pelat merah. Asal tahu, Kementerian BUMN menerbitkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com