Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Crowdfunding", Patungan untuk Pendanaan UKM

Kompas.com - 10/10/2013, 19:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Crowdfunding bisa menjadi salah satu solusi bagi pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam memajukan industri mikro atau UMKM. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Prof. Rhenald Kasali, Ph.D mengatakan, crowdfunding pada dasarnya seperti budaya gotong royong dalam masyarakat Indonesia. Sistem crowdfunding, lanjutnya, sama seperti patungan atau urunan.

"Crowdfunding harus dimulai karena Indonesia punya tradisi gotong royong. Seperti dulu kan Pak Harto mengumpulkan pengusaha untuk membantu rakyat miskin," kata Rhenald di Jakarta, Kamis (10/10/2013).

Perusahaan, kata Rhenald, kemudian beralih ke corporate social responsibility (CSR). Perusahaan besar menyisihkan 5-10 persen dari laba untuk CSR. "Ini berjalan, tapi kan juga ada kepentingan dari perusahaan karena mengaitkan dengan segmennya. Perbankan misalnya CSR lewat kredit wirausaha," katanya.

Rhenald mengatakan, crowdfunding dapat mengolaborasi tradisi gotong royong dengan teknologi yang ada saat ini. Misalkan ada sebuah program untuk membantu pengrajin minyak kayu putih tradisional, maka dapat dibantu dengan mempublikasikannya di media sosial atau situs untuk "patungan" membantu sang pengrajin dari segi keuangan.

"Crowdfunding tidak menggantikan bank atau lembaga keuangan formal, tapi salah satu cara untuk orang yang tidak bisa masuk ke lembaga formal. Banyak pengusaha UMKM itu di sektor informal. Mereka tidak punya KTP atau NPWP," kata Rhenald.

Crowdfunding, lanjut Rhenald, bertujuan untuk mendorong partisipasi publik. Masyarakat urunan dan patungan untuk saling membantu sehingga ada keterikatan sebagai satu bangsa. "Ada solidaritas sosial. Kedua, orang yang tinggal di daerah terpencil bisa berkomunikasi. Orang yang punya gagasan bisa bertemu dengan yang punya uang," jelasnya.

Di Indonesia, sebut Rhenald, crowdfunding dapat menggabungkan antara segmen sosial, pelestarian, dan inovasi. Ia yakin crowdfunding akan mudah diimplementasikan, karena masyarakat Indonesia pada dasarnya sudah memiliki tradisi gotong royong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com