Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2013, 11:11 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Setelah dua musim tanam yang lalu sukses, penanaman padi untuk musim tanam pertama yang dimulai Oktober menghadapi beberapa masalah. Persoalan yang mendasar seperti pasokan air dan hama ditemukan di beberapa daerah.

Di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, untuk mengantisipasi merebaknya serangan hama wereng coklat, ratusan hektar tanaman padi di lumbung pangan disemprot dengan pestisida. Kebijakan itu untuk menjaga produksi beras tetap surplus.

”Luas hamparan tanaman padi yang disemprot sekitar 170 hektar dengan rincian di Desa Putat 80 hektar dan Desa Sidodadi 90 hektar. Penyemprotan akan terus berlanjut pada hamparan tanaman di daerah lain yang berpotensi terkena serangan hama wereng coklat,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Madiun Mochammad Nadjib.

Nadjib mengatakan, luas hamparan tanaman padi yang berpotensi terserang hama wereng mencapai 3.000 hektar dari total luas tanaman yang mencapai 20.000 hektar. Tanaman yang rawan itu berada di empat kecamatan, yakni Balerejo, Pilangkenceng, Geger, dan Wonoasri.

Untuk keperluan penyemprotan massal, dinas pertanian sudah menyiapkan bantuan obat pestisida cair 400 liter dan pestisida serbuk 300 kg. Namun, jika dirasa obat tersebut belum cukup, Dinas Pertanian Provinsi Jatim siap membantu.

Penyemprotan pestisida, lanjut Nadjib, dilakukan sejak dini ketika intensitas serangan masih relatif ringan. Tujuannya untuk menyelamatkan tanaman sehingga tetap mampu berproduksi secara maksimal.

Penyemprotan hama dan pemberian bantuan pestisida itu disambut positif oleh petani.

”Kami terus terang sudah kewalahan mengatasi serangan wereng walaupun baru merebak dalam beberapa hari. Pasalnya, serangannya sangat cepat dan ganas sehingga sulit ditanggulangi,” ucap Basuki, petani di Desa Kaibon.

Di Jawa Tengah bagian selatan, kemarau yang masih terjadi menyebabkan mundurnya musim tanam di sebagian besar sentra pertanian.

Sejumlah sawah tadah hujan di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Purbalingga, yang sebelumnya baru saja panen palawija, masih dibiarkan kosong.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas Widarso mengatakan, akibat mundurnya musim hujan, dari sekitar 32.000 hektar sawah di Banyumas, saat ini baru sekitar 3.000 hektar yang memulai musim tanam.

Kesulitan air juga dilaporkan terjadi di Palembang, Sumatera Selatan. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumsel Ilfantria mengatakan, pembangunan saluran air dengan pintu air khusus untuk kawasan rawa mutlak diperlukan jika ingin menambah masa tanam.

Akan tetapi, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur Achmad Nurfalakhi di Surabaya, mengatakan, petani di wilayahnya, mulai dari di Tuban hingga Bojonegoro, yang berada di daerah aliran Sungai Bengawan Solo, kini mulai menanam padi.

”Kekurangan air yang dialami petani diatasi dengan memompa air dari Sungai Bengawan Solo,” katanya. (DMU/ITA/WER/GRE/SIR/WHO/IRE/NIK/WIE/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com