Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendaki Untung dari Orang Kaya Naik Gunung

Kompas.com - 26/10/2013, 16:26 WIB

KOMPAS.com -Mendaki gunung menjadi kegiatan alam yang kembali digemari para eksekutif dan pengusaha muda beberapa tahun terakhir. Tren ini kemudian melahirkan peluang bisnis agen wisata petualangan. Meski konsumennya masih terbatas, tapi pasarnya cukup kuat dan terus berkembang.

Bukan hanya kaya dengan berbagai mineral dalam perut bumi, kekayaan Indonesia juga terlihat di permukaannya. Kekayaan itu berupa hamparan pegunungan yang menawarkan pemandangan menakjubkan.

Tak heran, aktivitas mendaki gunung tak pernah sepi. Bukan hanya anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi kampus, hobi mendaki gunung juga menjangkiti sebagian eksekutif atau pengusaha muda.

Boleh jadi mereka adalah anggota pecinta alam di masa muda dan ingin bernostalgia dengan hobinya dulu. Namun, ada pula yang memang sengaja ingin menguji adrenalin dengan mendaki gunung. Apalagi, tren aktivitas alam ini tengah berkembang dalam dua tahun terakhir.

Melihat tren yang tengah berkembang ini, Ardhesir Yaftebbi mendirikan agen wisata Indonesia Mountain Atma Persada (Imosa) pada pertengahan 2012. Sesuai dengan namanya, Imosa memiliki spesialisasi mengadakan perjalanan pendakian ke gunung-gunung favorit, baik di Indonesia atau dunia. Dalam programnya, Imosa menawarkan tiga jenis kegiatan: ekspedisi, tracking, serta pelatihan dan kursus.

Ekspedisi mengacu ke perjalanan yang berlangsung lama atau memiliki tingkat risiko tinggi. Tarif untuk perjalanan ini cukup mahal, berkisar Rp 40 juta–Rp 200 juta per orang. Adapun tracking merupakan perjalanan dengan waktu singkat, bertarif Rp 1 juta hingga Rp 15 juta tiap orang.

Dengan membayar biaya sebesar itu, konsumen mendapatkan konsultasi persiapan, makanan selama pelatihan dan pendakian, pemandu dari Imosa dan penduduk lokal setempat, porter, peralatan grup, transpor lokal dan internasional, merchandise dan penginapan, baik di kota terdekat maupun selama perjalanan.

Untuk program wisata ini, Imosa membidik pasar kalangan menengah atas dengan rentang usia matang atau berkisar 35 tahun hingga 50 tahun. “Mereka biasanya ingin refreshing dengan perjalanan ke gunung-gunung populer,” ujar Ardhesir.

Permintaan yang datang banyak berasal dari kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung.

Kelas konsumen yang sama juga menjadi bidikan Dody Adventure. Membangun bisnis ini akhir tahun lalu, Dody Johanjaya, pemilik Dody Adventure juga menjaring konsumen dari kalangan ekspatriat yang berdomisili di Indonesia. Dody mengakui, pangsa pasar usaha ini masih kecil. Namun, daya beli untuk wisata pendakian ini cukup kuat dan sedang berkembang.

Potensi bisnis di masa mendatang juga masih luas, karena usaha wisata pendakian ini bersifat abadi. Dalam arti, alamnya terus tersedia dan tidak bergantung pada situasi ekonomi dan politik. “Tinggal pelaku usahanya yang harus profesional dan kreatif,” kata Dody.

Dody Adventure melayani jasa pendakian, baik untuk perseorangan maupun kelompok. Biayanya bergantung dari gunung yang hendak didaki. Mulai dari Rp 950.000 bagi yang ingin mendaki Gunung Gede, hingga Rp 10 juta per orang untuk pendakian Gunung Bukit Barisan di Sumatra. Biaya ini masih di luar tiket pesawat, karena tim Dody akan menemui para pendaki di kota terdekat gunung, pada waktu yang dijanjikan.

Baik Ardhesir maupun Dody menyebutkan, minimal dalam sebulan, mereka bisa mengadakan sekali perjalanan pendakian jarak dekat atau di Indonesia. Sedangkan, untuk pendakian ekspedisi, Imosa bisa mengantongi order pendakian dua kali dalam setahun.

Imosa menetapkan, setiap tracking minimal harus diikuti 10 peserta dan maksimal 20 peserta. Sementara itu, perjalanan ekspedisi dimulai dari enam orang hingga 10 orang. Lantaran belum banyak pemain di bisnis ini, keuntungan yang bisa diambil lumayan besar. “Dari sekali perjalanan, laba yang diambil bisa mencapai 30 persen,” ujar Dody. Anda berminat?

Pengalaman pemandu

Hanya, untuk terjun di bidang ini, sebaiknya, Anda memiliki pengalaman sebagai pendaki gunung. Seperti Ardhesir maupun Dody yang juga merupakan pendaki gunung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com