Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Klaim Berdiskusi dengan Iran soal Reformasi Ekonomi

Kompas.com - 12/11/2013, 10:17 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
WASHINGTON, KOMPAS.com — Dana Moneter Internasional (IMF), Senin (11/11/2013), menyatakan telah melakukan diskusi tingkat tinggi dengan pejabat Iran, mengangkat topik inflasi dan reformasi ekonomi Iran.

Menurut IMF, Pemerintah Iran, yang ekonominya lumpuh karena sanksi PBB terkait program nuklir di negeri para Mullah tersebut, menyadari ada tantangan dari dalam negeri dan perlunya reformasi. IMF menyatakan diskusi berlangsung selama 10 hari dan berakhir Kamis (14/11/2013).

Fokus diskusi, ujar pernyataan IMF, adalah kebutuhan Iran mengatasi inflasi tinggi dan memulihkan pertumbuhan ekonominya. Disebutkan pula, diskusi juga fokus pada perlunya Iran memulai perombakan kebijakan lama serta soal tantangan struktural dalam perekonomian Iran.

Tantangan struktural yang dimaksudkan, lanjut IMF, menyangkut reformasi soal subsidi, sektor perbankan dan korporasi, serta kerangka kebijakan moneter dan fiskal. Dalam paparan singkat dalam pernyataan IMF, banyak persoalan domestik Iran dibahas, termasuk saran IMF agar otoritas setempat menyadari beberapa hal yang harus dilakukan segera.

Meski demikian, mau tak mau pembicaraan harus menengok sanksi yang masih dihadapi Iran sampai sekarang. Sanksi tersebut telah membatasi Iran untuk mengekspor minyak dan produk lain maupun mengimpor banyak jenis produk dan jasa.


"Pemahaman otoritas 'dari tantangan dan harapan yang tinggi' dari beberapa sektor dalam perekonomian memberikan kesempatan tepat untuk memajukan reformasi tersebut, meskipun ada (tantangan) sulit dari lingkungan eksternal," ujar IMF dalam pernyataannya. 

Data ekonomi Iran

Real Iran telah jatuh sejak 2011, menyusul kesulitan negara itu mendapatkan valuta asing. Beberapa harga kebutuhan pokok rumah tangga seperti beras, minyak goreng, dan daging ayam telah melambung di luar jangkauan banyak orang.

Angka resmi Iran baru-baru ini menyebutkan inflasi negara itu sudah mencapai 39 persen. Menteri Ekonomi Iran Ali Tayyebnia mengatakan, per Agustus 2013, angka pengangguran tercatat 3,5 juta orang, atau 11,2 persen angkatan kerja. Dia memperingatkan kedua indikator tersebut sangat mungkin melonjak, mempertimbangkan pertumbuhan penduduk yang akan segera memasuki usia angkatan kerja.

Pemilihan Presiden pada Jui 2013, yang menempatkan Hassan Rohani sebagai pemenang, telah membawa harapan akan adanya kesepakatan baru dengan negara Barat terkait isu nuklir negara itu dan kemungkinan pencabutan sanksi. Sejauh ini harapan tersebut belum memperlihatkan hasil. 

Terkait rencana reformasi ekonomi Iran, IMF menyatakan pula bakal menggelar pengkajian formal atas ekonomi Iran, merujuk Pasal IV Piagam IMF tentang Konsultasi. Kegiatan itu dijadwalkan dimulai awal tahun depan, sebagai tahap pertama dari program pemantauan selama dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com