Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Papua, Damri Sering Dibayar Pakai Singkong

Kompas.com - 26/11/2013, 15:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Era perdagangan barter ternyata tidak hanya identik dengan zaman prasejarah. Meski kini uang sudah menjadi alat tukar-menukar yang lazim digunakan, tetapi di Papua masih mengenal sistem barter.

Direktur Utama PT Perum Damri Agus S Subrata mengaku masih kerap menerima singkong dan pisang sebagai alat pembayaran. "Di daerah terpencil, barter sama singkong dan pisang masih ada juga," kata Agus saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Hal itu dialaminya di Kabupaten Sarmi, Papua. Tanpa membeberkan tarif bus yang dikenakannya, menurut Agus, pembayaran dengan sistem barter terjadi karena memang para pedagang yang hendak menjual hasil kebunnya itu benar-benar tidak mempunyai uang. Bahkan, kata dia, ada pula yang membayar setelah dagangannya laku terjual.

"Kadang berangkatnya gratis, baru pulangnya bayar," imbuhnya.

Guna mengakomodasi para pedagang yang tersebut, Damri telah bekerja sama dengan Ditjen Perhubungan Darat untuk menggunakan truk. Rencananya moda transportasi tersebut akan dioperasikan mulai tahun depan. Sayangnya, Agus belum bisa memastikan di mana truk-truk itu akan mulai dioperasikan.

Itu sebabnya, kata Agus, mengapa angkutan perintis diperlukan. Selain menghubungkan daerah terpencil, adanya angkutan perintis juga diyakini akan membuka perekonomian daerah. Selama ini angkutan perintis di Indonesia baru terjangkau sekitar 10 persen dari seluruh wilayah Indonesia. (RR Putri Werdiningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com