Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, pihaknya melakukan delisting apabila suatu perusahaan dinilai tidak memiliki prospek. Di samping itu, jika sebuah perusahaan dinilai memiliki saham yang terlalu sedikit, tak menutup kemungkinan pula untuk dihapus sahamnya dari pencatatan bursa efek.
"Sejak tahun 2006, BEI sudah melakukan delisting terhadap 26 perusahaan. Mungkin akan tambah satu lagi perusahaan yang didelisting bulan depan untuk mengurangi saham tidur," kata Ito pada acara Investor Summit and Capital Market Expo 2013 di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ito menjelaskan, saham tidur dalam pasar modal adalah sebuah keadaan yang normal. Situasi ini tidak hanya terjadi di pasar modal Indonesia, namun juga di negara-negara lain seperti di pasar modal Singapura dan Malaysia.
Meskipun demikian, kata Ito, pihaknya tak menghendaki adanya saham tidur semacam itu. "Kami tidak suka ada saham tidur. Kami ingin semua saham likuid, meskipun saham tidur adalah fenomena normal," ujar Ito.
Lebih lanjut, Ito mengungkapkan jumlah saham tidur di pasar modal Indonesia tidak terlalu banyak. Ini bila dibandingkan dengan jumlah saham tidur yang ada di pasar modal dua negara tetangga tersebut, yang dikatakannya dapat mencapai lebih dari 50 persen.
"Di pasar modal Malaysia dan Singapura jumlah saham tidur lebih dari 50 persen. Di Indonesia, kami berusaha membangkitkan yang saham tidur. Dari 480 saham yang tercatat di BEI, lebih dari 350 saham aktif. Yang benar-benar tidur jumlahnya sedikit," kata Ito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.