Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Importir Sapi Tunggu Syarat Impor Indukan

Kompas.com - 15/01/2014, 14:13 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Importir sapi bingung untuk memasukkan sapi indukan yang diwajibkan oleh pemerintah. Pasalnya, hingga saat ini belum ada sosialisasi seputar persyaratan dan peraturan dalam importasi sapi indukan.

Pengusaha hanya tahu selama ini importasi indukan sapi harus melalui health requirement protocol (HRP) atawa persyaratan kesehatan khusus. "Kami belum mendapat sosialisasi mengenai hukumnya, baik dari Kementerian Pertanian maupun dari Kementerian Perdagangan," ujar Johny Liano, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo), belum lama ini.

Asal tahu saja, Health Requirement Protocol adalah prasyarat wajib dalam kegiatan impor sapi indukan. Salah satu syaratnya, sapi indukan yang akan diimpor harus mendapat vaksinasi. Sapi indukan juga harus disuntik obat-obatan lain untuk memastikan sapi tersebut benar-benar aman masuk ke Indonesia.

Untuk memenuhi persyaratan impor tersebut, importir harus mengeluarkan biaya tambahan yang besar. Apalagi, saat ini pemerintah masih mengenakan bea masuk (BM) impor sapi indukan sebesar 5%. Sayangnya, Johny enggan merinci besarnya pembengkakan biaya operasional yang ditanggung oleh para importir untuk memenuhi syarat kesehatan ini.

Yang jelas, kata Johny, kini importir sapi indukan masih menghitung ulang rencana bisnisnya lantaran biaya produksi membengkak. Pasalnya, impor dan pengembangan sapi betina produktif membutuhkan waktu yang cukup lama. "Proses pengembalian modal bisa sampai dua tahun. Seharusnya pelaku usaha diberikan insentif pembibitan," kata Johny.

Pengembangan indukan sapi betina juga membutuhkan lahan khusus agar bisa memenuhi tingkat keekonomian. Menurut Johny, pengembangan indukan sapi betina produktif dengan pola feedloter atawa penggemukan sapi justru tak efektif. Nah, alternatif pengembangan indukan sapi betina produktif ini, tutur Johny, perlu diintegrasikan dengan perkebunan sawit.

Johny menggambarkan, bila sapi indukan dikembangkan di lahan sawit, harga anakan yang dihasilkan sekitar Rp 3 juta per ekor. Tapi, harga anakan sapi yang dihasilkan dari indukan yang dikembangkan di lokasi penggemukan sapi bakal naik menjadi Rp 7 juta per ekor. Rendahnya biaya produksi sapi yang terintegrasi dengan perkebunan sawit lantaran peternak tak perlu pakan tambahan lain. (Handoyo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com